Welcome To Tepus Somorejo Bagelen
Showing posts with label beri aku 10 pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia. Show all posts
Showing posts with label beri aku 10 pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia. Show all posts

Friday, June 14, 2019

Pemuda Harus Berperan Dalam Memajukan Desa

foto dok . remaja garet 03
     Dalam proses pembangunan desa agar menjadi maju dan berkembang, Pemuda desa harus terlibat langsung dan berperan aktif juga harus bergerak cepat.
Para Jiwa-jiwa muda harus memiliki ide-ide yang inovatif,kreatif dan memiliki semangat yang tinggi serta idealisme yang kuat.
     Secara historis para pemuda sejak jaman dahulu sebelum Indonesia merdeka, telah banyak berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaanya. Berkaca dari itu semua apakah pemuda zaman sekarang tetap ingin bersantai- santai ketika melihat desanya makin jauh tertinggal ? tentu jawabanya yang benar tidak ingin.
     Proses pembangunan terus berlanjut meskipun pelan tapi pasti, kontribusi pemuda harus tetap aktif sebagai penggerak dan perubah keadaan. Untuk mewujudkan proses pembangunan desa menjadi maju dan berkembang, setidaknya para pemuda harus melakukan 3 hal yaitu:

1). Pemuda sebagai Leader
Pemuda dituntut harus mampu menjadi yang terdepan dalam kelompok masyarakat desa, mampu sebagai pemimpin yang menentukan kearah mana pergerakan kemajuan desa dalam perkembanganya.

2). Pemuda sebagai Organizer
Pemuda dituntut harus mampu dalam menggerakkan masyarakat desa dengan sedemikian rupa agar terus maju. Pemuda sebagai yang terdepan dalam beraktifitas sosial, baik yang berkaitan dengan sosial kemanusiaan maupun sosial lingkungan.

3). Pemuda sebagai Mediamaker
Pemuda harus mampu membuat wadah (organisasi/karang taruna) yang bermanfaat bagi masyarakat desa. Pemuda harus dapat menanamkan nilai-nilai sikap gotong-royong, saling bahu-membahu dalam diri masyarakat desa.
     Dengan demikian, perlahan tapi pasti kemajuan pembangunan desa akan terwujud serta diiringi oleh berlangsungnya kemajuan bembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sing enom maju alon-alon
Kudu sadar pancene
Yen mbangun deso iku susah
Kudu sadar pancene
Kadang rumongso ora patio dibutuhno
Sing nom maju alon-alon
kadang kudu ngalah senajan ora salah
Pokoke ojo mundur
Tetep maju alon-alon
     Dari desaku, desamu dan desa kita semua kita bangun bangsa dan negara.

Thursday, June 21, 2018

Pemuda Membangun Desa

Pesan Ir. Soekarno
     Sekretaris Jendral kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (kemendes PDTT), Bapak Anwar Sanusi ketika memberikan kuliah umum di Sampoerna University Jakarta yang membawa tema "Pemuda Membangun Desa".
Pak Anwar Sanusi (sekjen kemendes PDTT)
     Beliau mengatakan bahwa perkembangan tren dunia makin menuntut tingkat kompetisi yang semakin tinggi. Untuk menghadapi hal tersebut, pemuda dan mahasiswa harus terus meningkatkan kapasitasnya. Setidaknya Pemuda memiliki tiga potensi utama yang harus dimanfaatkan dengan baik.
Jangan lupakan desa
     Tiga potensi itu kata pak sekjen, " energik, intelektual dan inovatif. Asah tiga potensi itu setelahnya jangan lupakan desa. Setelah belajar dari universitas dan punya modal kemampuan yang cukup kambali ke desa, sayangilah desa dan majukan desa ", ujar pak sekjen.
     Pak sekjen menyoroti bahwa, " saat ini laju penurunan kemiskinan di pedesaan lebih cepat dibandingkan dengan perkotaan. Beliau optimis laju pertumbuhan di pedesaan akan makin pesat, dan pemuda harus berperan dalam pembangunan desa. Salah satunya melalui kewirausahaan. Saat ini jumlah wirausaha di indonesia hanya 1,65% dari total jumlah penduduk indonesia," ujarnya.
     Pak sekjen berpesan, pemuda harus mampu menonjolkan kreatifitasnya. " Desa jika dikelola dengan baik akan memberikan rahmat anugerah yang luar biasa. Kerja tidak harus bekerja formal, punya kantor, berseragam, tapi dirumah juga bisa, hanya terikat waktu kerja saja, yang penting output," sambungnya.
     Guna mengoptimalkan potensi tersebut, kata pak sekjen, para pemuda juga perlu memahami empat  kunci menghadapi perkembangan tren dunia. Yakni sumber daya manusia yang inovatif dan cepat merespon perubahan, daya saing dan promosi produk unggulan, standarisasi produk barang dan jasa, serta iklim insvestasi yang kondusif.
     " Indonesia memiliki bonus demografi. Penduduk usia produktif indonesia mencapai 170 juta jiwa. Ada 4,91 juta jiwa mahasiswa dari 4.314 perguruan tinggi. Jika betul-betul berkolaborasi dengan kementrian dan lembaga lainnya, problematika yang ada di pedesaan bisa cepat selesai ," Pungkas pak sekjen.

Thursday, November 10, 2016

Desaku Yang Ku Lupakan

“ Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia ” – Soekarno.


Kita pasti pernah mendengar atau membaca kutipan tersebut. Presiden pertama Indonesia tidak main-main ketika mengatakannya. Beliau sadar bahwa kemerdekaan dapat diraih karena pemuda/pemudi berjuang dengan sekuat tenaga disertai doa dan keikhlasan mampu merebut kemerdekaan bersama.

Bagaimana dengan kita saat ini? Apa hal mendesak yang perlu kita perjuangkan? Sekolah/kuliah, karir, kebahagiaan keluarga? Hal-hal ini memang penting, tapi jangan lupa bahwa keberadaan kita di dunia ini harus bisa memberikan kontribusi bagi lingkungan sekitar tempat kita dilahirkan.

Pada masa perjuangan kemerdekaan, pemuda/pemudi sama-sama melihat penjajah sebagai musuh. Saat itu, semua orang merasakan dampak dari penjajahan yang benar-benar menyiksa. Meski berjuang dengan caranya masing-masing, sebelum akhirnya membuat gerakan-gerakan nasional/terpusat, mereka berhasil mengusir penjajah dari Indonesia.

Lain dulu lain sekarang. Sekarang ini melihat kemiskinan dan ketertinggalan sebagai musuh yang benar-benar harus diberantas. Kesenjangan yang tinggi diantara masyarakat yang tinggal di kota dan yang tinggal di pelosok desa bagaikan langit dan bumi. Kalau hal ini terus dibiarkan, sila ke-5 Pancasila yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” tidak akan pernah tercapai.

Hal ini diperparah dengan urbanisasi, ketika pemuda/pemudi meninggalkan desa dan berpikir ada peluang yang lebih baik di kota. Padahal, dengan latar belakang pendidikan yang tidak seberapa, mereka kemudian hanya menjadi pengangguran atau pekerja serabutan. Kalau tidak kuat iman, mereka ‘banting setir’ menjadi pelaku tindak kriminal hanya untuk menyambung hidup.


Tiap tahun banyak warga desa berurbanisasi ke kota hanya untuk mencoba suatu peruntungan dan berharap mereka sukses ditanah rantau.
Banyak dari mereka yang pulangnya membawa kebahagiaan namun tidak sedikit pula yang pulang ke daerah asalnya membawa kesedihan.

Pertanyaanya, mengapa mereka harus merantau? pertanyaan ini yang selalu terlintas dipikiran kita padahal desa adalah sebuah asset yang sangat luar biasa jika kita mau gali dan kita kembangkan potensi yang sudah ada didesa.


Harapan untuk DESAKU jadilah berdaya dan berwibawa, karena desa adalah kekuatan dan jati diri bangsa, kemajuan desa adalah kemajuan bangsa, kemajuan rakyat semua. Mulai saat ini, dari DESAKU, DESAMU, dan DESA KITA SEMUA, kita bangun BANGSA.