Welcome To Tepus Somorejo Bagelen
Showing posts with label holobis kuntul baris. Show all posts
Showing posts with label holobis kuntul baris. Show all posts

Thursday, June 21, 2018

Pemuda Membangun Desa

Pesan Ir. Soekarno
     Sekretaris Jendral kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (kemendes PDTT), Bapak Anwar Sanusi ketika memberikan kuliah umum di Sampoerna University Jakarta yang membawa tema "Pemuda Membangun Desa".
Pak Anwar Sanusi (sekjen kemendes PDTT)
     Beliau mengatakan bahwa perkembangan tren dunia makin menuntut tingkat kompetisi yang semakin tinggi. Untuk menghadapi hal tersebut, pemuda dan mahasiswa harus terus meningkatkan kapasitasnya. Setidaknya Pemuda memiliki tiga potensi utama yang harus dimanfaatkan dengan baik.
Jangan lupakan desa
     Tiga potensi itu kata pak sekjen, " energik, intelektual dan inovatif. Asah tiga potensi itu setelahnya jangan lupakan desa. Setelah belajar dari universitas dan punya modal kemampuan yang cukup kambali ke desa, sayangilah desa dan majukan desa ", ujar pak sekjen.
     Pak sekjen menyoroti bahwa, " saat ini laju penurunan kemiskinan di pedesaan lebih cepat dibandingkan dengan perkotaan. Beliau optimis laju pertumbuhan di pedesaan akan makin pesat, dan pemuda harus berperan dalam pembangunan desa. Salah satunya melalui kewirausahaan. Saat ini jumlah wirausaha di indonesia hanya 1,65% dari total jumlah penduduk indonesia," ujarnya.
     Pak sekjen berpesan, pemuda harus mampu menonjolkan kreatifitasnya. " Desa jika dikelola dengan baik akan memberikan rahmat anugerah yang luar biasa. Kerja tidak harus bekerja formal, punya kantor, berseragam, tapi dirumah juga bisa, hanya terikat waktu kerja saja, yang penting output," sambungnya.
     Guna mengoptimalkan potensi tersebut, kata pak sekjen, para pemuda juga perlu memahami empat  kunci menghadapi perkembangan tren dunia. Yakni sumber daya manusia yang inovatif dan cepat merespon perubahan, daya saing dan promosi produk unggulan, standarisasi produk barang dan jasa, serta iklim insvestasi yang kondusif.
     " Indonesia memiliki bonus demografi. Penduduk usia produktif indonesia mencapai 170 juta jiwa. Ada 4,91 juta jiwa mahasiswa dari 4.314 perguruan tinggi. Jika betul-betul berkolaborasi dengan kementrian dan lembaga lainnya, problematika yang ada di pedesaan bisa cepat selesai ," Pungkas pak sekjen.

Sunday, July 6, 2014

Gugur Gunung

Ayo (ayo)
Konco (konco)
Ngayahi karyaning projo
Kene (kene)
Kene (kene)
Gugur gunung tandang gawe
Sayuk sayuk rukun
Bebarengan ro kancane
Rilo lan legowo
Kanggo mulyaning negoro
Siji  (loro)
Telu (papat)
Maju papat papat
Diulang ulungake
Mesthi enggal rampunge
Holobis kuntul baris, holobis kuntul baris
Holobis kuntul baris, holobis kuntul baris

foto by mas untung ; warga sedang melakukan kerjabakti
membuat jalan rabat beton dijalur somorejo-tepus

“ Gugur Gunung “sebuah Idiom yang menggambarkan aktivitas masyarakat Pedesaan di Jawa. Selain mempunyai manfaat yang besar,“ Gugur Gunung “ juga merupakan Kearifan lokal masyarakat pedesaan yang mempunyai nilai moral yang tinggi.

Jaman sekarang, orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sehingga waktu sangatlah berharga. Mereka cenderung tidak mau melakukan sesuatu yang tidak produktif, dan tidak menghasilkan uang. Bahkan banyak yang bilang “ Waktu Adalah Uang “, jadi sesuatu yang mereka kerjakan orientasinya adalah uang. Berbeda dengan masyarakat di pedesaan, mereka masih mau melakukan kegiatan tanpa menerima bayaran.
Foto by Nasikun ; remaja Tepus kerja bakti bikin jalan
“ Gugur Gunung “ merupakan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan secara bersama-sama dalam hal pekerjaan yang kaitannya dengan fasilitas umum. Misalnya membersihkan jalan, membuat jalan, membuat jembatan, bersih-bersih lingkungan dan sebagainya. “Gugur Gunung “ dilakukan pada hari minggu atau hari libur dan pada hari-hari tertentu, misalnya menjelang bulan suci ramadhan, menjelang HUT RI dan lain-lain. Biasanya “ Gugur Gunung “ dilakukan secara berkelompok dalam satu RT, RW, bahkan satu kampung.
Remaja ikut andil dalam gugur gunung
Ada beberapa nilai yang dapat dipetik dari Gugur Gunung, antara lain :

1.Kebersamaan

Mereka percaya bahwa pekerjaan sebesar Gunung pun akan “ Gugur “ atau selesai kalau dikerjakan bersama-sama

2.Tanpa Pamrih

Gugur Gunung dilakukan masyarakat atas dasar kesadaran dan keikhlasan. Mereka sama sekali tidak memperoleh upah. Demikian juga kita, tidak semua pekerjaan dilakukan harus diukur dengan uang.

3.Rela Berkorban

Untuk hal-hal tertentu misalnya untuk kepentingan umum, amal dan kemanusiaan, tidak ada salahnya kita sedikit mengorbankan waktu, tenaga dan harta kita.

4.Kesederhanaan

Pada kegiataan Gugur Gunung, biasanya secara sukarela warga ada yang membawa makanan dan minuman sekedar untuk melepas dahaga dan sedikit menambah tenaga. Cukup dengan singkong rebus dan air putih terasa sudah nikmat bagi mereka yang sudah kelelahan.

5.Tanggung jawab

Kita wajib bertanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggal, baik kebersihan, keamanan dan ketertiban.

Sungguh suatu kearifan lokal yang patut kita junjung tinggi dan pertahankan. Apapun suku, budaya dan adat istiadatnya, sebagai bangsa yang besar kita wajib melestarikan dan menjunjung tinggi kearifan lokal masyarakat. Keanekaragaman budaya bangsa kita merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tak ternilai harganya.