'' Desaku yang kucinta, pujaan hatiku
tempat ayah dan bunda dan handai taulanku
tak mungkin kulupakan, desaku yang permai''.
Sebuah bait yang yang cukup menggambarkan suasana indah nan harmoni. Tepus adalah kunci untuk menemukan ketenangan jiwa, raga dan hati. Sebuah dusun kecil yang penuh dengan keindahan dan kedamaian. Meski kecil, akan tetapi mempunyai tempat yang amat besar dihati setiap insan yang hidup didalamnya.
Lintas sangon-plampang membentang disisi timur pedukuhan tepus |
Diutara dan timur laut jalur menuju dsn ngargo dan dsn plampang 1 |
Tidak terhenti sampai disitu, sekalipun pertanian didusun ini maju, akan tetapi dibagian lain banyak hal yang bisa dipelajari dari tempat ini, semisal adat seni budaya, yaitu acara adat bersih dusun/merti dusun yang diadakan setiap bulan Suro yang diiringi dengan pertunjukan kesenian wayang kulit, kesenian jathilan dan adat kepungan. Mengenai kesenian didusun Tepus ada 1 sanggar seni kuda lumping/incling, ada grup rebana (kelompok ibu-ibu), grup rebana ( kelompok remaja) dan grup shalawat/terbang yang mulai punah.
Untuk hubungan sosial warga masyarakat masih sangat kental dan erat saling bergotong-royong. Sungguh berbeda sekali dengan gaya hidup modern yang cenderung individualis. Ditempat ini, warga masyarakat saling teposeliro dan menjunjung tinggi kekeluargaan. Untuk keamanan didusun ini sangat kondusif dan terkendali, itu berkat kesadaran warga masyarakat dusun Tepus yang "sadar hukum". Tidak ditemukan record keterlibatan warga dusun Tepus melakukan tindakan kriminal.
Didusun Tepus banyak terdapat Taman Pendidikan yang berbasis islami baik dari kalangan anak usia dini hingga orang dewasa bahkan orang tua sekalipun dan itu merupakan sebuah kebanggaan bagi warga masyarakat dusun Tepus. Dan agama islam mendominasi didusun ini.
Meskipun dusun kecil, untuk masalah pendidikan, Tepus tidak kalah maju dari daerah yang lain.
Inilah Selayang Pandang tentang dusun kami tercinta "Pedukuhan Tepus".
Di sini ku dilahirkan
Di sini ku dibesarkan
Di sini ku belajar
Di sini ku mengerti, kuhargai tuk ku cintai
Ketika jiwa dan raga ini dilahirkan dengan rasa air, tanah dan udara yang sama, pernahkah terbesit dipikiran, bagaimana takdir telah menyatukan kita. Lantas apa yang pernah kita berikan untuk mensyukuri nikmat ini. Mari jadikan takdir ini menjadi lebih sempurna dengan bersama-sama memajukan dusun kita tercinta.
Tepus menantimu wahai jiwa muda. Sekarang atau tidak sama sekali.
" Gregah gumregah anggayuh mukti "