Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Monday, January 11, 2016

Mersah Buah Hutan Yang Semakin Langka

    Mersah atau Rengasa, atau ada juga yang menyebutnya hangasa, wersah, yang mempunyai nama latin Amomum dealbatum ini termasuk buah hutan dan tidak dijajakan dipasaran. Kebanyakan hanya anak-anak di pedesaan saja yang tahu buah ini, itupun tidak semuanya, kalau anak desa nya anak rumahan (jarang main) dijamin tidak tahu buah ini.

    Tanaman Mersah yang juga biasa disebut dengan wersah ini hidup liar dan terpencar-pencar di hutan, adapun yang tumbuh di kebun atau dekat pemukiman penduduk biasanya sengaja ditanam atau tidak sengaja tumbuh setelah biji rangasa dibuang, tapi itupun jarang sekali terjadi. Pohonnya akan mudah tumbuh di daerah yang tanahnya lembab dan kaya akan humus. Untuk perbanyakannya sendiri, Mersah akan cepat tumbuh jika diperbanyak dengan menanam ujung rimpangnya yang berakar, karena Mersah ini memang termasuk anggota suku jahe-jahean (Zingiberaceae).
    Bagi anak-anak desa yang senang berpetualang masuk ke dalam hutan, buah ini biasanya diburu karena memang rasanya menyegarkan, dengan rasa manis sedikit asam dan berbau harum tentu akan menambah keseruan ketika berpetualang ke dalam hutan. Kebanyakan hanya akan memakannya di tempat, tapi ada juga yang suka membawanya pulang karena dalam satu tandan buah terdiri dari banyak buah mersah.

    Secara fisik, buahnya berbentuk lonjong dan berbelah bintang seperti buah belimbing, buahnya menempel pada tandan yang muncul di pangkal batang. Pada satu tandan terdapat banyak buah mersah, jika buahnya dibelah atau dikupas, daging buahnya berbentuk selaput atau gel dengan banyak biji yang berjajar searah. 

    Dahulu didusun Tepus desa Somorejo buah ini mudah dicari (dilebuh_lebuh/dibawah) rumah warga, namun sayangnya sekarang buah ini bisa dikatakan sudah hampir punah, ya,, sangat disayangkan buah ini sekarang semakin langka dan sulit ditemui. Hal tersebut diakibatkan oleh ketidak tahuan para warga akan manfaat dari buah mersah , sementara di sisi lain, jarang ada penduduk desa yang menyengaja menanam atau membudidayakan tanaman mersah ini.



Friday, January 1, 2016

Sambatan

Oke... Guys setelah beberapa waktu yang lalu diterbitkan entri "Sinoman" kini kita terbitkan entri tentang Kearifan Sosial Budaya Desa yaitu “Sambatan”.

Foto ilustrasi : sambatan membuat rumah tinggal

Setiap desa memiliki keanekaragaman budaya yang melekat di setiap sendi kehidupannya, menjadi satu kesatuan yang tidak bisa lepas dari kehidupan desa dan menjadi salah satu karakter pribadi dan identitas suatu desa. Setiap desa mempunyai budaya berbeda – beda, namun, ada satu budaya yang mungkin semua desa di Indonesia mempunyai budaya yang sama walaupun dengan istilah berbeda – beda akan tetapi mempunyai makna dan tujuan sama, yaitu Gotong Royong. Gotong royong, sebuah perilaku sosial masyarakat desa yang menjadi ciri khas desa di Indonesia yang begitu melekat pada setiap sendi kehidupan masyarakatnya.

Dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, gotong royong merupakan suatu sistem saling membantu, bekerja sama dalam pekerjaan. Gotong royong ditunjukkan dalam bentuk pengerahan tenaga untuk meringankan pekerjaan dalam suatu lingkungan di desa. Gotong royong dalam pembuatan rumah, membersihkan lingkungan, membuat jalan, maupun gotong royong dalam hal lain yang bersifat sosial.
Gotong royong merupakan wujud dari suatu rasa kepedulian antar individu satu dengan yang lain dan individu dengan lingkungannya. Budaya atau tradisi ini merupakan kewajiban sosial yang di tunjukkan oleh masyarakat desa atas nama kebersamaan, solidaritas, tenggang rasa tanpa memandang golongan, latar belakang, batas usia dan status sosial.

Sambatan, yaitu istilah lain gotong royong yang ada di Dusun Tepus Desa Somorejo, salah satu Dusun di Kabupaten Purworejo yang masih menjaga dan mempertahankan budaya gotong royong/sambatan. Sambatan, adalah kearifan budaya masyarakat Dusun Tepus Somorejo yang masih terjaga dan masih bertahan sampai saat ini, dimana arus globalisasi dan modernitas mulai menggerus sendi – sendi kehidupan desa. Sambatan hadir atas dasar solidaritas, kebersamaan, tenggang rasa, dengan tetap menjunjung tinggi sikap saling menghormati tidak membedakan status sosial, atas dasar keihklasan saling membantu dan dilakukan oleh semua warga tanpa memandang batas usia.

Sambatan, merupakan ciri masyarakat Dusun Tepus Somorejo yang dapat menghadirkan rasa persaudaraan, persatuan dan menyatukan perbedaan. Sambatan, adalah salah satu kekuatan dalam menjaga budaya, tradisi dan kearifan yang sangat lekat dengan kehidupan masyarakatnya.
Sambatan merupakan tempat berkomunikasi, memecahkan masalah yang dihadapi dengan tetap menjaga persatuan untuk satu tujuan, menghilangkan ego individu. Atas dasar keadilan sosial bermasyarakat dan menjunjung tinggi nilai – nilai luhur budaya desa.

Tidak dipungkiri dengan pengaruh globalisasi seperti saat ini, budaya dan tradisi sambatan lambat laun akan tergerus, adanya budaya kota yang masuk ke desa, pengaruh teknologi dan pengaruh dari masyarakat desa yang tinggal di kota, kemudian membawa tradisi kota ke desanya merupakan faktor yang dapat menggerus budaya sambatan terkikis bahkan hilang sama sekali.
Perlu adanya upaya dan kesadaran dari masyarakat desa, tokoh masyarakat dan aparat desa untuk selalu saling mengingatkan dan menjaga serta melestarikan kearifan budaya luhur sambatan yang ada di Dusun Tepus Desa Somorejo.

Wednesday, December 30, 2015

Maja Pahit Atau Maja Manis

Tak setiap orang tahu rupa buah yang satu ini.

Aegle marmelos /buah maja manis
Buah maja pasti identik dengan nama kerajaan besar dibumi pertiwi yaitu kerajaan Majapahit, dari nama majapahit ada cerita tersendiri kok ada embel embel pahit, padahal buah maja sendiri tidak begitu pahit.

Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah "Crescentia cujete" yang terkadang disebut juga maja, memang masih termasuk kerabatnya dan rasanya pahit oleh sebab itu kebanyakan orang menyebutnya maja pahit.

Buah Maja atau nama ilmiah yang disandangnya adalah "Aegle marmelos" mempunyai kulit warna hijau dan daging buah berwarna orange. Buah ini pun mempunyai bau wangi serta rasanya manis. Buah Maja sudah sejak dulu digunakan sebagai obat. Manfaat buah Maja untuk mengobati beberapa jenis penyakit tertentu pun tak perlu disangsikan lagi.

Berdasarkan ilmu botani diperoleh informasi bahwa buah Maja manis yang bernama ilmiah Aegle marmelos merupakan tanaman asli Asia yang tersebar mulai dari Pakistan, India, tenggara Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Sedangkan buah Maja pahit yang bernama ilmiah Crescentia cujete berasal dari daerah Karibia, Mexico dan Amerika Tengah.


Buah Maja memang berbau harum sehingga tiap orang yang mencium wanginya akan tertarik untuk mencicipi rasanya. Komposisi senyawa dan nutrisi untuk tiap 100 g daging buah adalah air 61,5 g; protein 1,8 g; lemak 0,39 gram; karbohidrat 31,8 g; abu 1,7 gram; karoten 55 mg; tiamin 0,13 mg; riboflavin 1,19 mg; niacin 1,1 mg dan vitamin C 8 mg. Selain konsentrasi nutrisi tadi, buah Maja pun memiliki kandungan tanin dengan konsentrasi besar. Kulit buah Maja memiliki kadar tanin mencapai 20 persen. Senyawa lain yang juga ditemukan adalah limonena, marmelosina, alkaloid, minyak yang gampang menguap, steroid dan kumarin.

Berkat konsentrasi sejumlah senyawa tadi, buah Maja memiliki berbagai khasiat untuk mendukung pencegahan dan pengobatan penyakit. Manfaat buah Maja yang cukup tua biasa dimanfaatkan untuk obat tradisional penyembuh beberapa penyakit antara lain disentri kronis, mencret dan susah BAB. Agar bisa dimanfaatkan menjadi obat, buah Maja biasanya dirajang kecil yang selanjutnya dikeringkan lebih dulu.

Penduduk di Indochina sering memanfaatkan kulit batang serta daun tumbuhan Maja untuk mengatasi gejala demam. Lain lagi dengan warga di Sulawesi yang menggunakan kulit batang pohon Maja ini untuk membuat racun ikan. Daun buah Maja pun bisa digunakan untuk obat gatal-gatal dan pembungkus luka. Caranya dengan mencampurkan daun buah Maja dan daun sirih ditambah kapur sirih. Selanjutnya gosok-gosokkan di daerah yang gatal atau dipakai untuk menutup luka. Sedangkan akar pohon Maja sering digunakan untuk obat penenang jantung berdegup, masalah di organ pencernaan serta menyembuhkan borok di lambung.

Di samping manfaat buah Maja bagi manusia, ekstrak daun Maja pun sering diberikan untuk mengobati hewan ternak yang sakit. Di daerah Madura, cairan yang berasal dari daun Maja dipakai untuk penyembuhan penyakit kuku dan mulut pada sapi ataupun hewan ternak lainnya. Di bidang pertanian manfaat buah Maja pun ditemukan yaitu sebagai bahan pestisida alami untuk membasmi serangga-serangga pengganggu tanaman pangan. Cukup dengan merajang kecil-kecil buah Maja untuk kemudian dilarutkan dengan air. Biarkan semalaman agar terjadi fermentasi. Esok harinya pestisida alami ini siap digunakan.