Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Monday, March 11, 2013

Obyek Wisata Watulumang

watu gunung/pucuk watulumang



watulumang tampak dari sisi barat

watulumang tampak dari sisi timur

Tuesday, March 5, 2013

Sepenggal Cerita Sejarah Tepus


     Alkisah disebuah tempat yang masih berupa hutan semak belukar yang belum berpenghuni ada seorang pengembara sakti yang bernama Ki Tumenggung Prawiro negoro atau disebut juga dengan Ki Noyo pati.
     Beliau konon seorang punggawa kerajaan yang suka mengembara dan tibalah beliau disebuah alas yang bernama mranggi. Kemudian beliau tinggal atau menetap dialas mranggi dan memulai babat alas mranggi dan memulai babat alas dari arah utara (lor / bahasa jawa).
     Disisi lain masih dikawasan hutan yang sama ada seorang priyayi dengan sebutan Nyi Siti Mudrikoh atau sering disebut Nyai Pawit juga melakukan babat alas dari sebelah selatan (kidul) yaitu diwilayah alas segondel.
     Seiring berjalannya waktu ki Noyo Pati yang babat alas dari arah utara menggunakan sabit/arit (deres) tibalah ditengah-tengah kawasan hutan lalu beliau berhenti untuk melaksanakan ibadah sholat dzuhur.
Tanpa disengaja diwaktu yang sama Nyi Pawit yang juga sedang babat alas dari arah selatan dengan menggunakan api (di lagar) juga sampai ditengah-tengah kawasan hutan tersebut. Beliau juga hendak beristirahat untuk melaksanakan sholat dzuhur maka beliau mematikan lagaran apinya dengan air yang berasal dari mata air yang berada ditengah hutan tersebut.
     Dan pada akhirnya Ki Noyo pati dan Nyi Pawit bertemu ditengah hutan yang mereka babat dari arah yang berlawanan dan mereka akhirnya berembuk dan bersepakat untuk mengakhiri kegiatan babat hutannya karena sudah " tepus " antara alas lor (mranggi) dan alas kidul (segondel) dan mereka berdua bersepakat bahwa alas yang sudah mereka babat untuk dinamakan Tepus dari kata lain tempuk (jawa)/bertemu.
Menurut sumber dari sesepuh Tepus, ki Noyo pati kembali ke alas mranggi dan beliau menetap disana sampai beliau wafat dan alas mranggi sampai sekarang disebut Mranggen.
     Sedangkan Nyai Pawit memutuskan untuk tinggal disekitar tempat pertemuan atau ditengah-tengah Tepus dekat mata air yang konon jaman dahulu mengeluarkan mata air sangat deras sehingga bisa buat menyiram lagaran api yang buat babat alas. Konon mata air itu hingga sekarang tidak kering meskipun musim kemarau, dan penduduk menamakan mata air itu dengan sebutan Mbeji (sumber kaping siji) / mata air yang pertama. Konon kabarnya air dari Mbeji bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan penduduk sudah banyak membuktikannya.
     Sampai kini Nyai pawit bersemayam di sekitar Mbeji, sekarang dekat sekolahan  SD N Tepus sedangkan ki Noyo pati bersemayam diwilayah mranggen dekat masjid Al Huda Tepus.

Monday, March 4, 2013

Uwi si umbi yang mulai dilupakan

pohon uwi
Uwi merupakan jenis umbi-umbian pangan. Aslinya berasal dari Asia Tenggara Lalu tersebar ke India, Semenanjung Malaya, dan Pasifik. Banyak kultivarnya yang memiliki umbi berwarna ungu sehingga dalam bahasa Inggris dikenal sebagai purple yam dan bersifat generik. Umbi uwi yang mempunyai nama latin “Diocorea alata” ini banyak ditemukan didaerah pedesaan. Umbi uwi kini mulai dilupakan oleh masyarakat dikarenakan sekarang sudah banyaknya makanan yang beredar di masyarakat yang rasanya lebih enak diterima lidah manusia.

Sering kita dengar hal yang aneh ketika kita mengkonsumsi aneka ragam produk pangan yang sudah jarang didapat. Jika makanan seperti umbi-umbian (umbi uwi) tersedia di sebuah rumah tembok kalangan menengah ke atas diartikan penghuni tersebut sedang menikmati makanan tradisional, bernostalgia, atau mencicipi makanan langka. Namun jika makanan seperti umbi uwi tersedia di sebuah rumah kayu kalangan bawah/kurang mampu diartikan bahwa keluarga tersebut memang benar-benar miskin hingga tak mampu membeli beras, ataupun camilan roti.

Padahal umbi uwi merupakan makanan alternative pengganti karbohidrat yang menyehatkan karena didalamnya terdapat kandungan-kandungan yang berguna bagi tubuh kita dan juga cocok bagi penderita Diabetes mellitus. Penggunaan masa kini bahkan dipakai sebagai komponen rasa bagi es krim, susu, kue tart, serta cake. Walaupun umbi uwi jarang kita temukan dipasar-pasar menengah keatas, akan tetapi masih dapat kita temukan di pasar-pasar tradisional yang berada dipedesaan.

Sebenarnya kalau kita cermati pada musim kemarau walaupun anomali cuaca membuat hujan sesekali turun di beberapa tempat dan menyebabkan banjir. Salah satu kekawatiran yang muncul saat menghadapi musim kemarau ialah bencana kelaparan akibat kekeringan di beberapa wilayah. Kekeringan membuat tanaman (pangan) tak sanggup bertahan hidup, kelangkaan pangan pun terjadi saat dimana kekawatiran akan langkanya pangan, justru saat itulah banyak umbi-umbian yang siap untuk dipanen seperti umbi uwi.

umbi uwi

Ciri-ciri fisik uwi

- Habitat : Umbi uwi sering kita jumpai dialam bebas (Herba), yang hidup merambat dengan panjang ± 10 m.

- Batang : Tekstur batang agak lunak dengan bentuk segi empat yang berdiameter 1-4 cm dan panjang ruas ±14cm

- Daun : Daun tunggal dengan bentuk perisai yang tepinya rata, ujung meruncing yang pangkal berlekuk, pertulangan melengkung, permukaan licin. panjang 15-20 cm, lebar 10-15 cm, tangkai daun bentuk segi empat, hijau.

- Bunga : Bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, bulir jantan tersusun rapat.panjang 1-3 cm, bulir betina tersusun tidak rapat, panjang 2-5 cm, mahkota hijau, panjang ± 2 mm, ungu.

- Buah : Bentuk lonjong, berdaging dengan diameter 2-7 cm, berwarna coklat.

- Akar : Berakar serabut dengan warna putih kecoklatan.

Ada beberapa keunggulan/khasiat umbi uwi diantaranya:

1. Dapat menjadi bahan pangan yang aman bagi penderita diabetes karena mengandung kadar gula rendah.

2. Mudahnya pengolahan uwi menjadi tepung, cukup menggunakan metode tradisional.
Cara pembuatannya:
Uwi diparut kasar, kemudian direndam dengan air kapur untuk memisahkan parutan dengan getahnya. Air getah uwi itu bisa untuk pestisida yang ramah lingkungan,"
Parutan yang sudah dikeringkan, dapat langsung diolah menjadi tepung.
Tepung dari uwi ini dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam makanan, seperti kue dan mie. Rasa tepungnya sendiri tawar, jadi gampang divariasikan.

3. sebagai obat bengkak. cara pembuatannya:
Untuk obat bengkak dipakai ± 100 gram Uwi basah, dicuci dan ditumbuk halus, dibalurkan pada bagian yang bengkak.

4. Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Kandungan kimiawi

- alkaloida

- saponin

- flavonoida

- politenol.

- Glikemik rendah (lebih rendah dari nasi), sehingga dapat digunakan sebagai alternatif makanan sumber karbohidrat yang bermanfaat bagi kesehatan. Cocok dikosumsi bagi penderita Diabetes mellitus.

Tanaman umbi uwi sebenarnya tanaman yang banyak kegunaanya bagi kehidupan manusia dilihat dari manfaat dan kemudahan dalam menanam maupun pengolahan. Tanaman umbi uwi merupakan tanaman yang mempunyai kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan apapun sehingga petani  sangat mudah dalam membudidayakan umbi uwi tersebut sehingga umbi uwi tidak harus hilang dari daftar pangan alternative pengganti karbohidrat yang menyehatkan.