Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Tuesday, April 22, 2014

POSDAYA


SEKILAS TENTANG POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA)


LATAR BELAKANG

Posdaya (Pos pemberdayaan Keluarga) merupakan pengembangan dari Posyandu yang sudah lama dikenal dan berkembang dalam masyarakat.

Dalam perkembangannya sesuai dengan dinamika masyarakat Posyandu tidak hanya pelayanan kesehatan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui namun diharapkan cakupannya menjadi lebih luas mengakses kegiatan pendidikan, ekonomi produktif dan budidaya lingkungan dan kegiatan lainnya.

MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN POSDAYA

▶ Maksud :

- Membangun wadah bagi keluarga yang kondisi sosial ekonomi lemah untuk diajak bergabung dalam suatu proses pemberdayaan bersama.

-Meningkatkan mutu kegiatan pelayanan sehingga mampu memberdayakan anggota keluarga.

-Meperluas program kegiatan untuk meningkatkan kemampuan melalui pemantapan fungsi kelembagaan.

▶ Tujuan :

-Menghidupkan kembali modal sosial berupa kehidupan gotong-royong untuk peduli dan saling membantu dalam proses pemberdayaan atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan keluarga yang tertinggal dapat memenuhi kebutuhan dan membangun keluarga sejahtera secara mandiri.

-Tumbuh dan berkembangnya lembaga dalam masyarakat dengan terorganisirnya infrastruktur sosial yang sudah ada yaitu keluarga yang memiliki kegiatan atau usaha bersama yang akan menjadi perekat atau kohesi sosial, sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun dan dinamis untuk mencapai kesejahteraan.

-Terbentuknya wadah organisasi atau wahana partisipasi sosial dimana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pemanfaatan fungsi keluarga sehingga mampu membangun kehidupan keluarga yang harmonis.

-Terlaksananya program dan kegiatan yang dinamis untuk mencapai tujuan Millenium Development Goals ( MDGs) yang telah menjadi komitmen nasional.

PROSES PEMBENTUKAN POSDAYA

-Pembangunan Komitmen untuk membentuk Posdaya.
Untuk membentuk dan mengembangkan posdaya perlu dibangun komitmen bersama Pemerintahan Desa, Kelembagaan yang ada, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat,bersama untuk berpartisipasi membantu dan mendampingi pengembangan Posdaya sebelum masyarakat mampu menjalankan kegiatannya secara mandiri.

-Pendataan, Pemetaan dan Pengumpulan Aspirasi.

Organisasi Remaja, Pengurus PKK Desa/ Kelurahan dan Dasa Wisma perlu mengadakan pendataan seluruh wilayah yang akan dibangun,

pertama untuk mengetahui keberadaan keluarga dalam posisi pra-sejahtera, sejahtera 1, sejahtera 2 dan sejahtera 3.

Kedua untuk menentukan Prioritas sasaran kebutuhan pemberdayaan yang diperlukan.

Ketiga menentukan jenis atau bentuk program yang perlu dilaksanakan dalam Posdaya.

-Penyelenggaraan Lokakarya Mini di Desa/ Kelurahan
Lokakarya dilakukan untuk memperoleh kesepakatan tentang pola atau langkah oprasional yang prlu dikembangkan dan bentuk Posdaya yang perlu didirikan di desa/ Kelurahan dusun, RW/RT. Pelaksanaan Lokakarya dilakukan dengan menyajikan hasil pendataan pengumpulan pendapat para tokoh serta hasil inventarisasi kebutuhan masyarakat. Dalam Lokakarya ini dilakukan konfirmasi sasaran prioritas yang akan digarap, jenis kegiatan yang diperlukan serta kepengurusan Posdaya yang perlu disusun.

Penetapan Bentuk dan Kegiatan Posdaya

a. Kegiatan di Bidang kesehatan dan KB
b.Kegiatan di bidang pendidikan
c.Kegiatan di bidang ekonomi produktif
d.Kegiatan di bidang budidaya lingkungan hidup

Jika Posdaya sudah terbentuk perlu dilaksanakan pengembangan Posdaya melalui pendekatan :

a.Peluasan jangkauan
Dari sudut pemrakarsa ada tiga jenis prakarsa yang dapat dikembangkan sebagai upaya untuk perluasan jangkauan:

-diprakarsai oleh perorangan,misalnya sebuah keluarga mampu membantu tetangganya yang kurang mampu untuk berbagi kesejahteraan melalui kegiatan yang menjadi ajang peningkatan kesejahteraan melalui Posdaya.

-diprakarsai oleh Lembaga Masyarakat, seperti PKK, yang dapat memadukan kegiatan Pokja I, Pokja II , Pokja III, dan Pokja IV melalui Posdaya. Posdaya yang dikembangkan oleh seluruh Pokja mempunyai kemungkinan berkembang sangat cepat karena dapat menyatukan seluruh kegiatan PKK di dalam Posdaya.

-Posdaya yang pengembangannya didukung oleh Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) dengan melalui kerjasama antara LPM Perguruan tinggi dan SMA binaan di kabupaten.

-Posdaya yang dikembangkan oleh Pemda dan dibina oleh dinas-dinas terkait, secara Vertical dan berjenjang dilakukan oleh Camat, Kepala Desa/Kelurahan

b.Pembinaan
Setelah pendataan,maka perorangan, pengurus PKK atau yang memprakarsai pembentukan Posdaya bisa mulai menyusun pengurus atau Tim Kerja yang ditugasi mengurusi kegiatan Posdaya. Pengurus atau tim kerja selanjutnya melakukan kegiatan rutin pembinaan Posdaya dan merancang kegiatan selanjutnya.

c.Pelembagaan dan Pembudayaan
Dalam kondisi pelembagaan dan pembudayaan diharapkan sudah makin banyak keluarga anggota Posdaya yang mengenal penanganan masalah, seperti bidang kesehatan semakin banyak yang mempunyai akses lebih mudah terhadap lembaga-lembaga pelayanan kesehatan dan sekitarnya.

ARAH & JENIS PENGEMBANGAN POSDAYA

Seperti telah dikemukakan, pembentukan dan pengembangan Posdaya bisa dilakukan oleh Perorangan, dan Lembaga Masyarakat. Oleh karena itu jika dalam suatu desa sudah terbentuk Posdaya segera dapat dikembangkan kelompok-kelompok atau bina-bina keluarga :

Bina Keluarga Balita ( BKB ), Bina Keluarga Remaja ( BKR ), Bina Keluarga Lansia( BKL ), Bina Keluarga Cacat ( BKC ), Bina Keluarga Ekonomi ( BKE ) atau P2K, UPPKS, KUBE, dan sebagainya.

PENUTUP

Uraian singkat ini adalah dalam rangka memberikan pencerahan dalam pembentukan dan pengembangan Posdaya di Lapangan, khususnya apabila kegiatan belum dimulai atau baru dimulai sehingga uraian, dan langkah-langkah ini bisa menjadi pegangan.

Dengan uraian ini maka perorangan atau Tim Kerja Posdaya mampu mengambil langkah-langkah kegiatan dalam mengelola Posdaya.

Saturday, April 12, 2014

General Agriculture


Secara etimologi pertanian, berasal dari kata AGRICULTURE, dimana AGER artinya lahan atau tanah dan CULTURA artinya memelihara atau menggarap. Menurut A.T. Mosher, Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang dilandasi oleh proses pertumbuhan tanaman dan hewan.

Ilmu Pertanian adalah suatu ilmu yang mencoba mengkaji dan menelaah usaha manusia dengan mengorganisasikan SDA, manusia dan lingkungan secara lebih berdaya guna dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Lingkungan adalah suatu system kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme.

Pertanian dalam arti sempit adalah sebagai pertanian rakyat, yaitu usaha pertanian keluarga, dimana produksi bahan makanan utama seperti beras, palawija dan tanaman hortikultura. Sedangkan pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan.

SEJARAH PERKEMBANGAN PERTANIAN

Perkembangan masyarakat primitive >> Ketersediaan bahan pangan yang cukup >> Penduduk sangat kurang sedangkan bahan pangan melimpah >> Pemungutan, mengumpul atau berburu.

1. Sumber pangan yang melimpah >> Sifanya sementara dan semakin berkurang
2. Populasi manusia >> Semakin bertambah

Kedua hal tersebut di atas merupakan suatu masalah, yaitu bagaimana sumber-sumber pangan tetap tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk mengatasi masalah tersebut dimulailah kegiatan pertanian dalam bentuk usahatani dengan cara mengembangkan tanaman dan hewan.

Keseluruhan proses di atas tersebut, Perkembangan Pertanian yang terdiri dari beberapa sistem pertanian.

Sistem pertanian Nomaden (berpindah)

* Mengumpul
* Berburu

Sistem pertanian ladang (Shifting Cultivation)

* Tebas bakar
* Tanam sebagian
* Tanam Bergilir

Sistem pertanian menetap (Settled Agricultural)

* Bahan makanan
* Perkebunan
* Perdagangan/Industri
* Mekanisasi
* Biotekhnologi

UNSUR-UNSUR PERTANIAN

Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan pada proses pertumbuhan tanaman dan hewan dimana para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu di dalam usaha taninya.

Unsur-unsur pertanian adalah :

1. Proses Produksi
2. Petani
3. Usaha tani
4. Usaha tani sebagai perusahaan

Proses Produksi adalah suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi. Tanaman adalah pabrik pertanian primer dan ternak (hewan) adalah pabrik pertanian sekunder. Pertanian timbul saat manusia mulai mengendalikan dan mengatur pertumbuhan tanaman dan hewan.

Petani adalah orang yang mengendalikan pertumbuhan tanaman dan hewan untuk memperoleh keuntungan dan orang yang terlibat langsung dalam proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Petani berperan sebagai Manager (pengelola) dan Cultivator (jurutani), keterampilan tangan, otot dan mata.

Pengambilan  Keputusan Petani melalui 3 tahap, yaitu :

1. Menemukan data, keterangan untuk pengambilan keputusan (Intelegence activity) atau pengkajian
2. Mengetahui pilihan berbuat dari ragam pilihan yang ada (Design activity)
3. Memilih diantara alternative (Choice alternative).

Ciri-ciri Petani :

1. Petani berbeda satu dengan yang lain
2. Hidup dibawah kesanggupan mereka
3. Enggan mencoba metode baru yang dianjurkan
4. Menghargai persetujuan keluarga dan masyarakat sekitarnya
5. Petani progressif, percaya pada diri sendiri
6. Tidak senang didesak dan diberi instruksi tentang apa yang mereka harus lakukan.

Petani Kecil, merupakan golongan terbesar dalam kelompok petani di dunia dengan ciri-ciri :

1. Berusaha tani dalam lingkungan tekanan penduduk local yang meningkat
2. Mempunyai sumber daya yang terbatas sehingga menciptakan tingkat kehidupan yang rendah
3. Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
4. Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya.

Di Indonesia batasan petani kecil :

1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 Kg beras per kapita per tahun
2. Petani yang memiliki lahan sempit,yaitu 0,25 Ha lahan sawah dijawa atau 0,5 Ha diluar jawa.
3. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas
4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik.

Thursday, March 27, 2014

Tekhnik Pembuatan Gula Semut Dari Nira Kelapa


Gula merah yang beredar di beberapa daerah di Indonesia masih bervariasi, baik jenis produk, warna, ukuran maupun mutunya. Teknis pembuatan gula merah biasanya diperoleh para perajin gula kelapa secara turun temurun dari nenek moyang mereka. Peralatan yang digunakan masih sangat sederhana, sehingga mutu produk yang dihasilkan masih relative rendah. Dalam rangka diversifikasi produk hasil kelapa telah dikembangkan gula kristal semut.

Gula kristal semut adalah merupakan modifikasi dari produk gula merah dengan tingkat kekeringan yang lebih tinggi sehingga mempunyai masa simpan yang lebih lama dibandingkan dengan gula merah pada umumnya. Pada prinsipnya proses pembuatan gula kristal semut hampir sama dengan pembuatan gula merah, hanya pada tahap akhir ada sedikit perbedaan yaitu dengan penambahan proses pembuatan serbuk.

Prinsip pembuatan gula merah adalah menguapkan nira kelapa sampai mencapai kekentalan tertentu dan kemudian dicetak dan peralatanya pun cukup sederhana, sedangkan dalam proses pembuatan gula semut digunakan peralatan tambahan berupa bathok gerusan yang terbuat dari tempurung kelapa untuk alat penghancur nira yang mulai mengering dan saringan untuk pembentukan serbuk dan untuk memperkecil ukuran serbuk yang dihasilkan.

Langkah kerja :

1. Persiapan nira kelapa
Proses pembuatan gula merah diawali dengan tahap persiapan bahan dan pembersihan nira yang akan diolah, pembershan nira dilakukan dengan cara memisahkan kotoran yang berupa manggar, bangkai serangga, sekul (busa nira) dengan menggunakan alat penyaring.

2. Pemasakan nira kelapa
Setelah dilakukan penyaringan nira, kemudian nira tersebut dituangkan dalam wajan besar atau bejana yang khusus untuk memasak gula, selanjutnya nira dipanaskan dengan menggunakan api dari kayu bakar dengan suhu antara 120-130 derajat celcius. Selama penguapan maka perlu dilakukan pengadukan sehingga panasnya dapat merata. Setelah air nira mulai membentuk seperti busa yang akan meluber keluar dari wajan lalu tambahkan air santan kelapa dengan ukuran 1 gelas kecil dengan sendirinya air nira akan surut (mendek) dan aktifitas pengadukan harus sering dilakukan agar tidak gosong. Selanjutnya nira mulai mengental mirip seperti adonan dodol dan perlu diketahui panas api harus dikurangi dan proses pengadukan tidak boleh terhenti sampai air nira sudah tua (mengental padat) kemudian wajan diangkat dari tungku (luweng).

3. Penggerusan
Setelah adonan nira diangkat dari tungku (luweng) dan dinginkan sambil diaduk-aduk sebelum proses penggerusan dilakukan. Apabila tidak sambil diaduk-aduk maka nira akan cepat mengeras. Setelah cukup mengering dan dingin proses penggerusan bisa dimulai dengan cara menekan atau menggesekkan adonan nira ke lapisan wajannya dengan menggunakan batok kelapa yang sudah dikasih gagang pada bagian tengahnya..

4. Pembuatan gula semut
Setelah proses penggerusan , nira akan berbentuk seperti sarang semut dari tanah dan kerikil-kerikil kecil kemudian dilakukan tahap pengayaan. Adapun tahapan pengayaan dalam proses pembuatan gula semut adalah untuk memperoleh keseragaman ukuran serbuk maka perlu digunakan ayakan dengan ukuran 20 mash.

5. Pengemasan
Proses terakhir dari pembuatan gula semut adalah pengemasan. pengemasan yang baik adalah dengan menggunakan plastik yang tahan panas dan kedap air serta tidak mudah rusak, adapun ukuran kemasan disesuikan dengan keadaan dan permintaan pasar.

Demikian teknik dan cara pembuatan gula semut semoga dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.