Welcome To Tepus Somorejo Bagelen
Showing posts with label gotong-royong. Show all posts
Showing posts with label gotong-royong. Show all posts

Friday, May 29, 2020

Pandemi Covid-19

Sugeng kepanggih gaess...

ilustrasi gbr virus co-19
     Dalam kesempatan kali ini penulis akan mengulas sedikit tentang sebuah kejadian yang sangat luar biasa yang mempengaruhi seluruh tatanan Dunia dari segi apapun. Dan penulis baru mengalaminya sekali ini selama terlahirkan ke Dunia ini dan bagi yang seumuran pasti juga baru mengalaminya. Kejadian ini mungkin akan menjadi sebuah pengalaman yang tak terlupakan selama hidup di Dunia.
     Seluruh Negara di Dunia sepakat menamainya Covid-19 yaitu sebuah virus yang menular antar manusia dan begitu cepat penyebarannya sehingga para pemangku kepentingan dibidang kesehatan Dunia menetapkan sebagai sebuah pandemi.
     Awal mula munculnya covid-19  masih diperdebatkan oleh para peneliti Dunia, tapi bagi penulis yang tak paham tentang hal ini hanya berkeyakinan semua itu sudah menjadi Ketetapan Tuhan, jadi sudah kelar tidak perlu ada perdebatan.
     Penulis hanya sedikit ingin berbagi cerita dari pengalaman dimasa pandemi Covid-19 ini, yaitu begitu dahsyatnya Rencana Tuhan Melalui mahkluknya yang sangat kueeciiilll sekali (saking kecilnya/ukuran paling kecil) bisa memporakporandakan seluruh tatanan Dunia baik ekonomi, sosial, budaya dsb. Status Negara terkuat di Dunia tak sanggup menghadapi Covid-19 tapi bagi penulis beranggapan yang sanggup menghadapinya yaitu hati yang kuat Imannya.
     Belajar dari masa pandemi Covid-19, kita diajarkan untuk berperilaku hidup bersih, hidup sehat, saling mengingatkan saling menjaga saling peduli antar sesama, kita diajak untuk saling bergotong-royong untuk berdisiplin mentaati anjuran dari Negara.
     Dari masa pandemi Covid-19 kita diajarkan bahwa manusia hanya bisa berencana tapi Allah-Lah Yang Maha Menentukan seperti yang penulis alami yaitu ketika jauh-jauh hari merencanakan sesuatu dari sebelum bulan puasa, merencanakan kegiatan puasa Ramadhan, rencana kegiatan hari raya idul fitri dan lainnya, semua itu hanya tinggal rencana dan Tuhanlah Yang Maha Berkehendak.
     Covid-19, Aku salut padamu tapi apapun namamu hanyalah sebuah Ciptaan dan aku ingin selalu berusaha untuk terus mendekati Kepada Penciptamu yaitu Dzat Yang Maha Menciptakan Segala Sesuatu Yang ada di Langit dan di Bumi.

Salam santuy untuk Covid-19.

Monday, September 30, 2019

Gotong Royong Dengan Jimpitan

     Gotong-royong merupakan budaya khas bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, yang sudah turun temurun dari jaman nenek moyang. Kegiatan gotong-royong umumnya lebih kental di òmasyarakat perdesaan ketimbang masyarakat perkotaan, karena masyarakat kota lebih cenderung individualis berbeda dengan masyarakat perdesaan yang lebih mengedepankan rasa kebersamaan. Namun seiring berkembangnya jaman, budaya gotong-royong mulai luntur baik di Desa terlebih lagi di perkotaan.
     Pokok permasalahannya saat ini adalah bagaimana cara memupuk kembali nilai-nilai gotong-royong yang pernah hidup subur dalam kehidupan masyarakat serta mempertahankannya.
Seiring dengan kemajuan jaman tekhnologi yang semakin canggih dan maraknya pengaruh budaya dari luar, berharap tidak merusak budaya luhur masyarakat Indonesia dan tidak semakin melunturkan budaya gotong-royong.
     Dalam setiap kegiatan pembangunan gotong-royong sebagai peran utama disamping sarana penunjang pendanaan. Bahkan sarana penunjang pendanaan pun bisa dilakukan dengan gotong-royong, contoh sederhananya dalam sebuah desa memiliki kegiatan mengadakan kerja bakti, membuat pos ronda, memperbaiki sarana ibadah, membangun gapura atau kegiatan merti dusun dan sebagiannya, proses pengerjaanya dapat dilakukan dengan bergotong-royong dan segi pendanaanya untuk keperluan material atau konsumsi juga dapat dilakukan secara bergotong-royong dengan budaya kearifan lokal yaitu " Jimpitan ".
     Jimpitan merupakan warisan budaya kearifan lokal dari jaman simbah-simbah terdahulu, mengajarkan untuk saling bahu-membahu, bergotong-royong dengan mengukur tingkat kemampuan masyarakat sesuai apa yang dimilikinya. Yang memiliki beras bisa urun beras, yang punya kelapa bisa urun dengan kelapanya, yang punya gula bisa urun dengan gulanya, yang punya uang bisa urun dengan uangnya, yang punya ide bisa urun dengan ide pemikirannya dan lain sebagainya.
     Sistem kearifan lokal Jimpitan sudah terbentuk lama sejak jaman nenek moyang dan terbukti dapat memunculkan rasa solidaritas yang tinggi di masyarakat Indonesia. Sistem ini tidak usang meskipun jaman terus berubah, dan sebagai bangsa yang besar harusnya kita tidak  boleh menghilangkan kearifan lokal hanya demi pandangan modern yang sempit.
     Mulai dari Desaku, Desamu dan Desa kita semua mari hidupkan kembali nilai-nilai gotong-royong, kita lestarikan budaya kearifan lokal Jimpitan dan lain sebagainya.