Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Wednesday, December 30, 2015

Maja Pahit Atau Maja Manis

Tak setiap orang tahu rupa buah yang satu ini.

Aegle marmelos /buah maja manis
Buah maja pasti identik dengan nama kerajaan besar dibumi pertiwi yaitu kerajaan Majapahit, dari nama majapahit ada cerita tersendiri kok ada embel embel pahit, padahal buah maja sendiri tidak begitu pahit.

Justru buah ini mempunyai rasa yang manis serta berkhasiat sebagai tanaman obat. Meskipun harus diakui bahwa tanaman ini seringkali saling rancu dengan pohon bernama ilmiah "Crescentia cujete" yang terkadang disebut juga maja, memang masih termasuk kerabatnya dan rasanya pahit oleh sebab itu kebanyakan orang menyebutnya maja pahit.

Buah Maja atau nama ilmiah yang disandangnya adalah "Aegle marmelos" mempunyai kulit warna hijau dan daging buah berwarna orange. Buah ini pun mempunyai bau wangi serta rasanya manis. Buah Maja sudah sejak dulu digunakan sebagai obat. Manfaat buah Maja untuk mengobati beberapa jenis penyakit tertentu pun tak perlu disangsikan lagi.

Berdasarkan ilmu botani diperoleh informasi bahwa buah Maja manis yang bernama ilmiah Aegle marmelos merupakan tanaman asli Asia yang tersebar mulai dari Pakistan, India, tenggara Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Myanmar, Thailand, Laos, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Filipina dan Indonesia. Sedangkan buah Maja pahit yang bernama ilmiah Crescentia cujete berasal dari daerah Karibia, Mexico dan Amerika Tengah.


Buah Maja memang berbau harum sehingga tiap orang yang mencium wanginya akan tertarik untuk mencicipi rasanya. Komposisi senyawa dan nutrisi untuk tiap 100 g daging buah adalah air 61,5 g; protein 1,8 g; lemak 0,39 gram; karbohidrat 31,8 g; abu 1,7 gram; karoten 55 mg; tiamin 0,13 mg; riboflavin 1,19 mg; niacin 1,1 mg dan vitamin C 8 mg. Selain konsentrasi nutrisi tadi, buah Maja pun memiliki kandungan tanin dengan konsentrasi besar. Kulit buah Maja memiliki kadar tanin mencapai 20 persen. Senyawa lain yang juga ditemukan adalah limonena, marmelosina, alkaloid, minyak yang gampang menguap, steroid dan kumarin.

Berkat konsentrasi sejumlah senyawa tadi, buah Maja memiliki berbagai khasiat untuk mendukung pencegahan dan pengobatan penyakit. Manfaat buah Maja yang cukup tua biasa dimanfaatkan untuk obat tradisional penyembuh beberapa penyakit antara lain disentri kronis, mencret dan susah BAB. Agar bisa dimanfaatkan menjadi obat, buah Maja biasanya dirajang kecil yang selanjutnya dikeringkan lebih dulu.

Penduduk di Indochina sering memanfaatkan kulit batang serta daun tumbuhan Maja untuk mengatasi gejala demam. Lain lagi dengan warga di Sulawesi yang menggunakan kulit batang pohon Maja ini untuk membuat racun ikan. Daun buah Maja pun bisa digunakan untuk obat gatal-gatal dan pembungkus luka. Caranya dengan mencampurkan daun buah Maja dan daun sirih ditambah kapur sirih. Selanjutnya gosok-gosokkan di daerah yang gatal atau dipakai untuk menutup luka. Sedangkan akar pohon Maja sering digunakan untuk obat penenang jantung berdegup, masalah di organ pencernaan serta menyembuhkan borok di lambung.

Di samping manfaat buah Maja bagi manusia, ekstrak daun Maja pun sering diberikan untuk mengobati hewan ternak yang sakit. Di daerah Madura, cairan yang berasal dari daun Maja dipakai untuk penyembuhan penyakit kuku dan mulut pada sapi ataupun hewan ternak lainnya. Di bidang pertanian manfaat buah Maja pun ditemukan yaitu sebagai bahan pestisida alami untuk membasmi serangga-serangga pengganggu tanaman pangan. Cukup dengan merajang kecil-kecil buah Maja untuk kemudian dilarutkan dengan air. Biarkan semalaman agar terjadi fermentasi. Esok harinya pestisida alami ini siap digunakan.

Wednesday, December 9, 2015

Nam Naman Tinggal Sebuah Nama

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Begitulah pepatah lama yang sepertinya cocok sekali dengan buah ini.


Nam-naman, buah yang mungkin hanya segelintir orang yang mengenalnya. Buah ini dulu sering penulis temui di perengan (dalam bahasa Tepusnya " nglebuh" ) rumah simbah, tapi seiring perkembangan zaman, buah ini seakan telah lenyap dan tidak ada usaha untuk penyelamatannya.

Di dusun Tepus masih ada warga yang memiliki pohon nam-naman meskipun hanya segelintir saja. Tetapi sayangnya, dokumentasi tentang kapan tepatnya penanaman pohon ini tidak ada. Namun bagaimanapun, hal ini cukup menggembirakan, karena meskipun beumur tua pohon masih tumbuh dengan baik.

Nam-naman adalah sejenis pohon dari famili polong-polongan (Leguminosae alias Fabaceae). Nama ilmiahnya adalah Cynometra cauliflora, hal ini karena bunga dan buahnya berada di batang (cauliflory). Asal usul tanaman ini tidak begitu jelas, namu diperkirakan dari wilayah Malaysia timur. Pohonnya tidak terlalu tinggi ± 3 meter. Dapat ditanam sebagai tanaman penghias pekarangan ataupun diambil buahnya. Yang unik dan menarik dari tanaman ini adalah, daun muda berwarna merah muda terang sehingga terlihat seperti tanaman hias. Kulit batang halus berbintil kecoklatan dan abu-abu dan batang berbonggol-bonggol.

Bunga merupakan tandan kecil , yang mempunyai 4-5 tandan. Bunganya kecil, kelopak berwarna merah jambu pucat atau putih. Mahkota berbentuk lanset dan berwarna putih.

Buah berbentuk ginjal keriput yang ujungnya meruncing, tumbuh di batang, hingga dekat ke tanah. Didalam buah terdapat sebuah biji yang berbentuk ginjal pipih. Buah yang telah masak memiliki rasa yang asam segar, dapat dimakan secara langsung atau dibuat sebagai asinan, rujak, maupun manisan. Bahkan di beberapa daerah digunakan sebagai sambal.

Daun yang masih muda dari tanaman ini berkhasiat meringankan gejala mencret atau diare. Rebusan daun nam-naman juga dapat digunakan untuk melancarkan air seni dan mengobati penyakit kencing batu. 

Sunday, December 6, 2015

Dibalik Nama Ndesonya Suweg


Manfaat bagi kesehatan dibalik Umbi Suweg


Suweg (Amorphophallus campanulatus) adalah umbi paling besar di dunia. Ukuran umbi suweg bisa mencapai diameter lebar 40 cm. Bentuknya bundar agak pipih. Sementara diameter tinggi umbi bisa mencapai 30 cm. Seluruh permukaan kulit suweg penuh dengan bintil-bintil dan tonjolan yang sebenarnya merupakan anak umbi dan tunas. Sementara di bagian atas tepat di tengah-tengah lingkaran umbi, terletak tunas utamanya. Bobot umbi suweg ukuran raksasa ini bisa mencapai 10 kg lebih. Kandungan airnya cukup tinggi, yakni antara 65 - 70%. Sementara kandungan patinya di bawah 30%. Tapi dibalik ukuran umbinya yang besar dan memiliki bau yang sangat menyengat itu, ternyata umbi ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan.

Tepung Suweg, salah satu olahan dari umbi suweg yang dapat menggantikan "Oatmeal" yang bermanfaat menjaga kolestrol dalam darah tetap rendah . Hal ini telah diteliti oleh peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Tepung suweg memiliki prospek bagus untuk makanan kesehatan. Namun, sampai sekarang belum ada industri yang memproduksinya,” ungkap peneliti.

Selain itu jika dibandingkan dengan tepung garut ternyata kandungan serat tepung suweg lebih tinggi. Tepung garut memiliki nilai total serat pangan hanya 9,89 persen sementara serat tepung suweg yang teruji ternyata mencapai 15,09 persen. Setelah diteliti, ternyata Umbi suweg berpotensi sebagai pangan alternatif diet bagi penderita diabetes millitus karena nilai (indeks glikemik) IG-nya cukup rendah yaitu sebesar 42.

Berdasarkan kajian inilah umbi suweg termasuk dalam bahan pangan yang memiliki nilai IG rendah (kurang dari 55). Selain itu, konsumsi serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Karena kandungan zat glucomanan yang ada di dalamnya.

Suweg merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadukan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Sayangnya umbi ini semakin tidak diminati dan bahkan mulai langka. Padahal suweg sangat potensial sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.

Selain dapat diolah menjadi tepung yang bermanfaat bagi kesehatan, ternyata umbi suweg juga dapat dijadikan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik, dan roti.