Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Friday, August 18, 2017

Terimakasih Untuk Semuanya

copy paste dari akun fb
Jaket Kuning Dibukit Menoreh

3 Srikandi dari FIBUI
     "Bukit Menoreh". Namanya pernah melegenda dalam serial API DI BUKIT MENOREH , sebuah cerita fiksi sejarah karya S. H. Mintardja. Cerita itu sangat panjang seakan tanpa ujung, sepanjang barisan bukit Menoreh itu sendiri yang amat sangatlah panjang membentang.
     Tapi kisah tentang bukit Menoreh kali ini bukan tentang Agung Sedayu, tokoh sentral dalam kisah sesungguhya. Lagi pula, kisah Menoreh kali ini bukan fiksi tapi betul-betul fakta bernilai historis, setidaknya buat Kecamatan Bagelen, lebih spesifik lagi: Desa Somorejo.

pemasangan tower triangle
disdn Tepus Somorejo
     Bagaimana tidak? Fakta yang tak terpungkiri itu sedang ada di depan mata mereka, yakni kehadiran tower-tower triangle internet yang memberikan akses yang mudah dan gratis bagi anak-anak sekolah dan warga desa pada umumnya. Mulai Juli yang lalu, wifi gratis bukan hanya ditawarkan di tempat-tempat yang elit di kota-kota besar umumnya tapi tersedia juga di dusun Mejing, dan di dusun Tepus, tepatnya di SD-nya, keduanya bagian dari desa Somorejo.

     Sejak Rabu yang lalu, sehari setelah rombongan mahasiswa bersama saya menginjakkan kaki di Menoreh (Selasa pagi sekitar pukul 5.30), pagi hari berikutnya jaket-jaket kuning yang dikenakan oleh 3 Srikandi dari FIBUI mulai mewarnai pemandangan bukit Menoreh yang penuh dengan pemandangan bukit-bukit dan lembah-lembah yang menghijau.

     Dengan semangat mereka melakukan pengabdian kepada masyarakat, khususnya kepada anak-anak SD Tepus yang duduk di kelas 4, 5, dan 6 yang umumnya belum memiliki hape android. Anak-anak yang lugu, polos, sebagian tak bersepatu mulai diperkenalkan pada "dunia lain" yang bernama jaringan internet.
pengenalan dunia lain yang bernama jaringan internet
     Apa pun hasilnya nanti, langkah awal sudah dimulai. Tower-tower triangle internet sudah berdiri di 2 titik penting: 1 di lembah dan 1 lagi di pegunungan. Dua atau 3 hari ke depan masih akan tambah satu tower lagi di SD Somorejo. Dengan itu semua UI sudah memperlihatkan kepeduliannya kepada pengembangan masyarakat desa melalui IPTEKS, dalam hal ini teknologi informatika internet.
antusiasme para siswa siswi SD Tepus dalam mengikuti pengenalan teknologi informatika internet
     Demikianlah. Bendera telah dikibarkan, bendera perjuangan yang semoga ikut mengibarkan angin perubahan, sudah ditancapkan. Hasil baik atau makin baik akan menjadi catatan sejarah bagi sebagian kecil masyarakat Menoreh. Dengan keberadaan jaringan internet semoga cerita tentang kesulitan, penderitaan, dan ketertinggalan dalam hal jaringan internet yang murah dan memadai semoga akan berujung, tidak berkepanjangan seperti serial API DI BUKIT MENOREH.


     Demikianlah. Api perubahan telah disulut. Semoga hembusan angin Menoreh akan membesarkan dan mengobarkannya. Semoga pula titik api ini akan merambat, meluas menjadi api penerang Bukit Menoreh yang tenggelam dalam kegelapan.


Salam perjuangan.
05 Agustus 2017

Saturday, July 1, 2017

Lebaran Ditanah Rantau

     Ketika suara takbir terdengar berkumandang saling bersahutan, sepatah kata pun tak ada yang sanggup terucapkan dimalam takbir hari raya. Kita adalah orang yang akan dipaksa untuk kuat karena kita sebagai perantau. Namun sekuat apapun kita jika suara takbir berkumandang akan sangat berasa terenyuh dan membuat air mata menetes jika perantauan masih menjadi saksi hidupnya.

"Kita tidak takut untuk lebaran sendiri di tanah perantauan. Namun yang kita rasakan adalah ketika air mata harus menetes di saat suara takbir berkumandang tanpa keluarga disampingnya".

"Bagi Perantau, ketika suasana malam takbir adalah malam yang menyedihkan dinegeri orang".

"Bertahan dikampung orang bukan berarti
 tak rindu kampung halaman".

"Lebaran idul fitri di tanah yang jauh dari kampung halaman, menyadarkan bahwa hidup ini adalah perjuangan".

"Banyak orang bahagia menyambut hari kemenangan. Namun bagi perantau ada kesedihan karena tak bisa berkumpul dengan keluarga".

"Demi tugas yang diembannya harus lebaran dikampung orang, itulah jiwa perantau".

"Rasa rindu dipeluk sosok ibu, rasa kangen kepada bapak, ibu serta sanak saudara dan handai taulan. Namun menyadari hidup ini adalah perjalanan yang harus dilaksanakan dari garis Sang Illahi".

"Dan rasa yakin kesedihan akan membawa kebahagiaan suatu saat nanti. Karena ini adalah jalan pembuktian dan pengabdian".

"Bagi perantau ini adalah suatu perjalanan hidup yang orang lain mungkin tak pernah bisa merasakan akan hal ini".

     Semoga di lebaran idhul fitri berikutnya ada kesempatan untuk bisa berkumpul bersama keluarga dikampung halaman.

Saturday, June 10, 2017

Menahan Rindu Itu Memang Berat

Rindu itu berat gaeess
     Lazimya setiap perpisahan pasti ada pertemuan begitu pula setiap kepergian pasti ada kepulangan, betul kan gaeesss. Dan moment hari raya merupakan kesempatan bagi siapapun untuk kembali pulang ke tempat asal kelahiran atau kampung halaman. Berkumpul bersama keluarga saling bersilaturahmi sesama sanak famili dan handai taulan saling berbagi cerita sambil bersenda gurau sesama saudara. Sepertinya hal ideal seperti ini mudah untuk dilakukan. Nyatanya tidak, terbukti masih banyak yang tak kuasa untuk mewujudkannya. Banyak ragam alasan yang menjadi penyebabnya.
     Setiap orang mempunyai alasan tersendiri mengapa harus bertahan didaerah orang lain ketimbang ditempat kelahirannya sendiri. Sejatinya sejauh apapun mereka berada tidak akan pernah lupa dimana dilahirkan dan sesungguhnya kerinduan akan kampung halaman amat sangat mendalam karena memang rindu itu sungguh berat gaeesss,,, terlebih saat ketika moment-moment perayaan hari besar seperti hari raya idul fitri.
     Setiap orang memiliki kepedulian terhadap tanah kelahiranya sesuai dengan caranya masing-masing , ketika tekad sudah bulat tidak ada keraguan untuk melangkahkan kaki meninggalkan kampung halaman untuk mencari sebuah pengalaman. Dengan tekad yang luar biasa selayaknya diimbangi dengan tekad suatu saat nanti akan kembali lagi ke kampung halaman membawa berjuta pengalaman dan sebuah harapan perubahan.
     " Rindu itu memang berat dan tak semua orang sanggup menahannya ".
Tetapi dengan menahan rasa rindu akan membawa sebuah perubahan untuk kampung halaman, dengan menahan rasa rindu untuk membangun tanah kelahiran berbekal pengalaman. 
Tanah kelahiranku, telah lama aku pergi meninggalkanmu, tetapi rasa cintaku takkan hilang dan kesetiaanku akan selalu terbawa hingga sampai matiku. Terimakasih atas segala yang kau berikan sejak ku terlahirkan. Dengan segala daya dan upaya akan ku coba untuk mempertahankan pesona keindahanmu sesampainya ajal maut menjemputku. Karena kaulah harga diriku. Tepus Somorejo kau selalu dihatiku.