Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Sunday, December 6, 2015

Dibalik Nama Ndesonya Suweg


Manfaat bagi kesehatan dibalik Umbi Suweg


Suweg (Amorphophallus campanulatus) adalah umbi paling besar di dunia. Ukuran umbi suweg bisa mencapai diameter lebar 40 cm. Bentuknya bundar agak pipih. Sementara diameter tinggi umbi bisa mencapai 30 cm. Seluruh permukaan kulit suweg penuh dengan bintil-bintil dan tonjolan yang sebenarnya merupakan anak umbi dan tunas. Sementara di bagian atas tepat di tengah-tengah lingkaran umbi, terletak tunas utamanya. Bobot umbi suweg ukuran raksasa ini bisa mencapai 10 kg lebih. Kandungan airnya cukup tinggi, yakni antara 65 - 70%. Sementara kandungan patinya di bawah 30%. Tapi dibalik ukuran umbinya yang besar dan memiliki bau yang sangat menyengat itu, ternyata umbi ini memiliki manfaat yang sangat besar bagi kesehatan.

Tepung Suweg, salah satu olahan dari umbi suweg yang dapat menggantikan "Oatmeal" yang bermanfaat menjaga kolestrol dalam darah tetap rendah . Hal ini telah diteliti oleh peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Tepung suweg memiliki prospek bagus untuk makanan kesehatan. Namun, sampai sekarang belum ada industri yang memproduksinya,” ungkap peneliti.

Selain itu jika dibandingkan dengan tepung garut ternyata kandungan serat tepung suweg lebih tinggi. Tepung garut memiliki nilai total serat pangan hanya 9,89 persen sementara serat tepung suweg yang teruji ternyata mencapai 15,09 persen. Setelah diteliti, ternyata Umbi suweg berpotensi sebagai pangan alternatif diet bagi penderita diabetes millitus karena nilai (indeks glikemik) IG-nya cukup rendah yaitu sebesar 42.

Berdasarkan kajian inilah umbi suweg termasuk dalam bahan pangan yang memiliki nilai IG rendah (kurang dari 55). Selain itu, konsumsi serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Karena kandungan zat glucomanan yang ada di dalamnya.

Suweg merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan di Indonesia. Selain mudah didapatkan, tanaman ini juga mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadukan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern. Sayangnya umbi ini semakin tidak diminati dan bahkan mulai langka. Padahal suweg sangat potensial sebagai bahan pangan sumber karbohidrat.

Selain dapat diolah menjadi tepung yang bermanfaat bagi kesehatan, ternyata umbi suweg juga dapat dijadikan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik, dan roti.

Wednesday, November 11, 2015

"Cethot" Olahan Tradisional Yang Sudah Punah


Sobat bloger pernahkan anda mendengar atau bahkan pernah mencicipi makanan yang namanya begitu unik yaitu "cethot".


Cethot merupakan makanan sejenis kue olahan yang berbahan dasar singkong. Singkong untuk bahan baku cethot haruslah yang sudah tua benar dan keadaan segar tidak wayu. Singkong segar itu dikupas lalu diparut. Sekarang, pemarutan singkong segar bisa menggunakan mesin pemarut. Dulu, pemarutan singkong dilakukan secara manual dengan menggunakan kokrok.


Parutan singkong kemudian dikukus (di dang) menggunakan langseng (soblok) sampai matang. Pengukusan bisa berlangsung selama sekitar 1 jam - 1,5 jam. Tanda kalau seluruh adonan matang adalah, bagian tengahnya sudah tidak berupa parutan singkong yang gembur, melainkan telah menjadi kenyal. Setelah bagian tengahnya matang, adonan diangkat, dituangkan ke dalam nampan atau tampah bambu yang sudah dialasi dengan plastik atau daun pisang lalu diratakan/dipadatkan (di det), sampai lumat dan liat. Cethot pun sudah jadi dan dibiarkan menjadi dingin.


Cara mengkonsumsi cethot dengan diiris bentuk kotak ukuran 5 X 5 cm atau diiris seperti potongan wajik. Cethot cocoknya dimakan dengan srundeng, yakni kelapa parut yang diberi bumbu ketumbar, lengkuas, salam, bawang merah/putih, serta gula merah, lalu disangrai sampai warna kecokelatan.

Jenis makanan ini masih sangat populer didusun Tepus Somorejo pada tahun 1980an kala itu tingkat ekonomi masyarakat masih rendah dan untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti beras masih sangat sulit. Di tahun 1990an masih bisa menemui olahan cethot ini. Namun saat ini cethot sudah merupakan makanan langka yang nyaris punah dan sulit mencari keberadaannya.

Monday, November 9, 2015

Gude Kacangku

Oke guys ..... tahukah anda yang namanya gude ?


Dahulu masyarakat didusun Tepus Somorejo pernah mengenal lalu menanam yaitu tanaman gude dan mengolah biji gude menjadi pelas. Dengan campuran berbagai macam bumbu dan parutan kelapa yang masih agak muda. Setelah itu pelas dibungkus satu per satu dengan daun pisang baru kemudian dikukus. Rasa kacang gude sangat khas, hingga sulit untuk dibandingkan dengan kacang-kacangan lainnya.

Dalam perdagangan internasional gude disebut pigeon pea (Cajanus cajan, Cajanus indicus). Di India gude disebut  arhar, red gram, toovar, toor. Gude diduga berasal dari India dan telah di budidayakan paling sedikit sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Kemudian tanaman ini menyebar ke Asia Tenggara dan Afrika Timur. Oleh bangsa Eropa gude dibawa ke kepulauan Karibia dan Amerika Tengah serta Latin. Sekarang tanaman gude sudah dibudidayakan  dan dimanfaatkan secara luas di kawasan tropis serta sub tropis di seluruh dunia.

Umumnya gude dibudidayakan secara monokultur maupun tumpang sari. Biasanya gude ditumpang sari dengan tanaman palawija serta sayuran lainnya. Gude kurang bagus pertumbuhanya jika di tumpang sari dengan tanaman berumur tahunan dengan tajuk yang terlalu rapat seperti singkong. Tanaman kacang-kacangan ini juga kurang bagus jika dibudidayakan di bawah tegakan tanaman keras seperti albasiah. Tanaman gude menghendaki lahan terbuka dengan sinar matahari penuh. Bahkan tanaman kacang gude  mampu mengalahkan alang-alang dalam berkompetisi merebut cahaya matahari.

Penanaman gude ditanam dalam lubang yang telah dibuat dengan cara dijojoh. Ke dalam lubang itu dimasukkan 2-3 biji gude. Biji akan tumbuh pada hari ke 4-7. Kalau 2 atau 3 biji ini tumbuh semua dibiarkan besar hingga kelihatan mana bakal bibit tanaman yang tumbuh kerdil dan harus dibuang. Kalau diantara individu biji bibit tanaman ini tumbuh sama suburnya, maka kesemuanya dapat ditumbuh besarkan.


Tanaman gude kini sulit dijumpai, didusun Tepus somorejo sudah jarang yang menanam tanaman ini padahal kacang Gude mempunyai nilai gizi yang tinggi. Setiap 100 gram bagian biji kering yang dapat dimakan mengandung 7-10,3 gr air, 14-30 gr protein, 1-9 gr lemak. Kacang Gude ini juga mengandung beberapa vitamin, termasuk vitamin A dan vitamin B kompleks.
Gude riwayatmu kini .....