Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Wednesday, August 12, 2015

Batu Akik Dusun Tepus


Satu lagi guys... Kerajinan cinderamata dari Dusun Tepus

Sejak demam batu akik melanda hampir seluruh wilayah Indonesia khususnya didusun Tepus desa Somorejo kecamatan Bagelen yang juga memiliki beraneka ragam jenis batu-batuan akik, tak ayal lagi, pengrajin batu akik pun mulai bermunculan dengan berbagai ciri khas dan keahliannya masing-masing.
Foto pak Bisri sedang memotong bahan batu akik
Salah satunya, sebut saja pak Bisri Mustofa, pengrajin batu akik yang berlokasi didusun Tepus Somorejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tepatnya di Rt 03/05  dan hanya satu-satunya pengrajin batu akik disini, setiap harinya selalu bergelut dengan mesin gerinda untuk melayani permintaan para pelanggan, baik kelas pemula hingga para kolektor batu akik yang ingin memoles bongkahan batu agar terlihat cantik saat digunakan disalah satu jarinya.

Sebelum menjadi pengrajin batu akik, pak Bisri, adalah penderes nira. Seiring ramainya peminat batu akik, usaha pemolesan batu akik dikelola bersama anaknya yaitu Faza dan Aji.

Guna kemudahan dan kenyamanan para pecinta akik, usaha mengasah batu akik pak Bisri yang dibantu oleh anak-anaknya itu juga menyediakan pelbagai jenis ring (emban) cincin batu akik dengan ukuran dan harga beragam. Terlihat, setelah masuk ke dalam rumahnya yang sekaligus menjadi gerainya akan tampak berjajar ratusan ring cincin untuk batu akik yang terpampang dalam etalase dengan harga mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu tergantung dari setiap bahan ring cincin itu sendiri. Ditanya soal harga dari jasanya membentuk dan memoles batu, pak Bisri , mengaku semua tergantung dari tingkat kesulitan dan kekerasan bahan akik. “Ya rata-rata Rp 30.000 dengan polesnya, tapi juga tergantung jenis batunya karena ada beberapa batu yang pembuatan dan molesnya harus dengan cara khusus agar tidak hancur,” terangnya, sambil memoles batu pesanan pelanggannya.

Selain mengasah dan memoles batu, pak Bisri juga menjual beberapa bongkahan jenis batu akik di antaranya jenis Calsedon, Giok, Black Jade, Teratai, Batu Lumut, bacan lokal dan lain-lain untuk para peminat batu akik yang datang. Bahkan beberapa batu akik yang sudah dibuat oleh pak Bisri telah diikutkan kontes oleh para pelanggannya dibeberapa daerah seperti Semarang, Wonosobo, Yogyakarta dan Purworejo sendiri.

Thursday, August 6, 2015

Kerajinan Mebel Kayu Sonokeling Dari Dusun Tepus


Meja rias buatan pengrajin dari dusun Tepus
Salam Blogger – Sobat kali ini mau sedikit berbagi mengenai potensi dusun tercinta Tepus somorejo.

Kebanyakan orang luar daerah pasti bakal mengatakan Tepus identik dengan gula merah, gula semut, daerah nggunung, banyak pohon kelapa, daerah dingin dll, Sebetulnya Tepus Somorejo itu mempunyai banyak potensi lho !!!
Ya, mungkin banyak yang belum terpublikasikan secara luas saja. Mulai tempat wisata, kuliner, kerajinan, sumberdaya alam dan kebudayaan semuanya ada.
Lemari baju buatan pengrajin dari Tepus
Nah pada kesempatan kali ini kita ingin berbagi sekaligus mereview salah satu kerajinan Tepus Somorejo. Ya, Kerajinan Mebel kayu Sonokeling dan berbagai macam kayu lainnya.

Terdapat sebuah kerajinan mebel rumahan yang berkualitas bagus Mulai dari lemari, tolet, kitchen set, buffet, meja, kursi atau tempat tidur dll. Berbagai macam tipe baik model classic atau model terbaru bisa dipesan ke pengrajinnya. Keberadaan beberapa pengrajin tersebar di 4 Rt didusun Tepus yang mulai eksis dan produknya sudah banyak peminatnya. Kebetulan pengrajin yang kita kunjungi bernama pak Wahid beliau sudah banyak pelanggan dan hasil karyanya banyak diminati oleh konsumen. Harganya juga bervariasi mulai dari Rp 3 juta bahkan sampai puluhan juta.
Meja kursi produk pengrajin dari dusun Tepus
Tentu saja, sebagai masyarakat dusun Tepus Somorejo sangat mengapresiasi, ini merupakan potensi sangat besar untuk terus dikembangkan dan harus didorong terus pertumbuhannya agar dari waktu ke waktu mampu memberikan kontribusi yang makin signifikan terhadap perekonomian warga Tepus Somorejo dan sekitarnya.

Harapannya bukan hanya kerajinan ini saja tapi juga semua potensi yang ada bisa terus berkembang dan maju, sehingga bisa tercapai cita-cita " Tepus Sebagai Pedukuhan Makmur, Adil Dan Sejahtera ", Aamiin.

Friday, July 17, 2015

Bahalalan


Berkenaan dengan hari raya idul fitri, banyak sanak famili yang saling mengunjungi untuk saling bersilaturahmi dan bermaaf-maafan. Dalam tradisi didusun Tepus desa Somorejo, tradisi "bahalalan" yang didaerah lain juga disebut "sungkeman" masih merekat kuat pada saat berkunjung ke rumah saudara (yang lebih tua) dan mengucapkan kalimat atau kata-kata "bahalalan" dengan menggunakan bahasa jawa yang halus sebagai tanda permohonan maaf yang tulus dari dalam hati.
Foto ilustrasi sedang bahalalan
Bagi sebagian orang yang sudah biasa, mungkin tidak akan kesulitan untuk mengucapkan kalimat bahalalan kepada ayah, ibu, saudara, paman, bibi, nenek, ataupun kakek. Tetapi bagi anak muda jaman sekarang terkadang sudah mulai jarang diajarkan bagaimana melafalkan atau mengucapkan kata-kata "bahalalan" yang baik dan benar. Apalagi bagi orang luar daerah yang mendapatkan suami atau istri dari warga Tepus, tentu harus menyesuaikan adat istiadat tempat asalnya masing-masing.

Berikut adalah kalimat atau kata-kata bahalalan pada saat idul fitri sebagai tanda permohonan maaf yang telah disusun agar menjadi baik dan benar. Pertama yang muda mengucapkan kalimat berikut sambil menyalami kepada yang tua dengan kedua belah tangan dan menundukkan kepala

Kula sowan wonten ing ngarsanipun simbah
Sepindah, matur sembah pangabekti mugi katur ing ngarsanipun simbah
Kaping kalihipun, mbok bilih wonten klenta-klentunipun atur kula saklimah tuwin lampah kula satindak ingkang kula jarag lan mboten kula jarag ingkang mboten ndadosaken sarjuning panggalih, lahir & bathin
Mugi simbah kersa maringi gunging samodra pangaksami
Kula suwun kaleburna ing dinten riyadi punika
Lan ing pungkasan, ingkeng putra wayah nyuwun berkah saha pangestunipun saking simbah.

Kata simbah bisa diganti dengan kata bapak, ibu, pakde, budhe, pak lek, bu lek dsb tergantung kepada siapa bahalalan itu ditujukan. Selanjutnya berikut adalah kalimat atau kata-kata jawaban saat bahalalan sesuai tradisi jawa yang biasa diucapkan ;

Yo podho-podho
Semono uga aku, wong tuwa uga akeh klera-klerune, klajuk kurang kedugo luputku lahir bathin sing akeh dingapura luputmu yo wes tak ngapura.
Lan mugio, bisa kabul kang dadi ancas lan dadi gegayuhanmu
Ora luwih, aku wong tuwa mung bisa ndedonga marang Pangeran
Iya, kowe dak pangestoni

Setelah itu yang muda cukup mengucapakan :
"nggih sami-sami mbah" dan acara bahalalan selesai. Biasanya dilanjutkan dengan saling ngobrol/basa basi sedikit lalu menikmati hidangan kue lebaran yang disajikan.

Demikian sedikit pengetahuan tentang kata-kata yang sering diucapkan saat "bahalalan" dengan menggunakan tradisi jawa yang dilakukan didusun Tepus desa Somorejo.