Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Thursday, October 9, 2014

KWT Somorejo Perangi Pengangguran

KWT sumber makmur melakukan study banding ke galeri batik dikulon progo
Tepus Somorejo ; - PURWOREJO (KRjogja.com) - Kelompok Wanita Tani (KWT) Sumber Makmur Desa Somorejo Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo memiliki tekad kuat untuk memerangi pengangguran.

“Sumber daya manusia ada tapi kita terkendala ketrampilan anggota,” kata Ketua KWT Sumber Makmur Sutami, Kamis (9/10).

Untuk memberdayakan anggotanya itu menurut Sutami, pihaknya menjalin kerjasama dengan berbagai kelompok kerja maupun lembaga lainnya. Kegiatan keterampilan dilakukan dengan pelatihan membatik. Bahkan untuk menunjang kegiatan ini, KWT Sumber Makmur melakukan study banding ke Sembung Batik Galeri di Lendah, Kabupaten Kulonprogo.

“Potensi wilayahnya nyaris sama dengan Lendah Kulonprogo. Hanya saja untuk pengembangan usaha masih minim karena keterbatasan skil anggotanya,” jelas Sutami.

Study banding itu dilakukan untuk memotiviasi wanita tani desa agar dapat meningkatkan kreativitasnya. “Kita berupaya menggugah semangat anggota agar bisa berkarya dan mendapatkan tambahan penghasilan. Memerangi pengangguran,” jelas Sutami.

Thursday, October 2, 2014

Growol Diburu Karena Khasiatnya

warga dusun pletuk sedang mengupas ketela untuk bahan baku growol

Tepus Somorejo (KRjogja.com) - Tampilan yang sederhana tidak lantas membuat eksistensi growol ketela sebagai makanan pengganti nasi meredup. Makanan itu tetap diburu konsumen justru karena khasiatnya. Peluang itu dilihat perempuan di Dusun Pletuk Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen dan berhasil dikembangkan.

Dusun di perbatasan Jawa Tengah dengan Yogyakarta itu menjadi sentra produksi growol Kabupaten Purworejo. "Kami membuat growol karena laku di pasaran, hampir setiap ibu rumah tangga di Pletuk membuatnya," ungkap Suratmi (52) pembuat growol, kepada KRjogja.com, Kamis (2/10).

Growol berkhasiat karena kadar gulanya lebih rendah dibandingkan nasi serta tanpa bahan pengawet. Menurutnya, sebagian konsumen membeli makanan itu adalah penderita penyakit diabetes, saluran pencernaan dan yang ingin menjaga kesehatan dengan mengurangi kadar gula.

Sementara itu, konsumen lain makanan itu adalah para buruh
tani yang membutuhkan karbohidrat dalam jumlah banyak, namun harganya murah. Suratmi menjual growol Rp 7.500 - Rp 8.000 perkeranjang berisi tiga kilogram. "Saya selalu bawa 40 keranjang ke Wates Kulon Progo pasti selalu habis. Pasti juga karena murah dan dapatnya banyak, sekeranjang bisa dimakan bersama-sama," ucapnya. 

Sunday, September 14, 2014

Napak Tilas

Masih banyak ditemukan jalur transportasi yang digunakan warga pedukuhan Tepus dan warga dusun tetangga pada era dibawah 1985 an. Dahulu jalur tersebut merupakan jalur utama yang menopang jalannya roda perekonomian warga Tepus dan warga dusun tetangga dan konon dahulunya sangat ramai bila saat musim pekan tiba ( pasaran ). Para warga membawa hasil panen untuk dijual kepasar melalui jalan tersebut dan para pekerja jasa angkut barang ( tukang mrekuk ) juga melewati jalan tersebut, karena jalur tersebut satu-satunya jalur yang menuju pasar krendetan diwilayah Tepus bagian utara posisinya diperbukitan sepanjang pedukuhan Tepus bagian utara sampai menuju ke perbukitan dusun sejagir dan  juga merupakan jalur warga dari dusun lain yang akan kepasar seperti dusun Ngargo, Plampang 1, Plampang 2, Plampang 3 bahkan sampai dusun Setoyo.