Welcome To Tepus Somorejo Bagelen
Showing posts with label pertanian organik. Show all posts
Showing posts with label pertanian organik. Show all posts

Monday, January 12, 2015

Pertanian Organik



Gaya hidup sehat dengan slogan back to nature telah menjadi pola hidup baru, meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan kimia seperti pupuk, pestisida kimia sintetis dan hormon tumbuh dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik adalah tekhnik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis.

Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan, yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demi-kian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nu-trisi tinggi (nutritional attributes), dan ra-mah lingkungan (eco-labelling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan akan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.

Pasar produk pertanian organik dunia meningkat 20%/ tahun. Oleh karena itu, pengembangan bu-didaya pertanian organik perlu diproritaskan pada tanaman bernilai ekonomi tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domes-tik dan ekspor (Badan Litbang Pertanian, 2002).Untuk melaksanakan pertanian organik, perlu adanya suatu acuan mulai dari tahap budidaya sampai diperolehnya produk yang sesuai ketentuan dan memenuhi persyarat-an sebagai produk pertanian organik (Wi-naryo, 2002).
Prinsip pertanian organik yang perlu dipertimbangkan dalam merancang suatu kawasan atau teknologi adalah:

1. Lahan untuk budidaya organik harus be-bas dari pencemaran bahan agrokimia dari pupuk dan pestisida. Lahan dapat berupa lahan pertanian yang baru dibuka atau lahan pertanian intensif yang telah dikonversi menjadi lahan pertanian organik. Lamanya masa konversi tergantung pada sejarah penggunaan lahan, pupuk, pestisida, dan jenis tanaman.

2. Menghindari benih/bibit hasil rekayasa genetik atau genetically modified organism (GMO). Sebaiknya benih harus berasal dari kebun pertanian or-ganik.

3. Menghindari penggunaan pupuk kimia sintetis dan zat pengatur tumbuh. Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui penambahan pupuk organik, sisa tanaman, pupuk alam, dan rotasi dengan tanaman legum.

4. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis, pengendalian hama, penyakit, dan gulma dilakukan dengan cara manual, biopestisida, agen hayati, dan rotasi tanaman.

5. Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan aditif sintetis pada pakan ternak dan secara tidak langsung pada pupuk kandang.

6. Penanganan pascapanen dan pengawetan bahan pangan menggunakan cara-cara alami (Badan Litbang Pertanian, 2005).