Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Monday, August 24, 2015

Sinoman

Penjaga buku tamu
Sesuai dengan asal muasal kata "sinoman" adalah kumpulan anak muda yang suka bergotong-royong, maka disini kegiatan amal dan sosial harus diutamakan. Artinya, kegiatan sinoman harus bertujuan untuk membantu sesama dan demi kepentingan bersama. Kecuali itu, kegiatan sinoman harus mampu menghadapi tantangan zaman yang serba komersial dan bernuansa bisnis.

Wujud dari kegiatan sinoman ini adalah bentuk kegotong-royongan sosial. Tujuanya untuk membina dan meningkatkan kerukunan. Semboyannya adalah "Rukun Anggawe Santosa" yang berarti rukun untuk menumbuhkan kesentosaan. Kita bisa kuat kalau kita rukun sebaliknya, bangsa yang jiwanya kuat dapat membangun kerukunan. Dalam bahasa jawa atau sansekerta, kuat karena rukun dan rukun karena kuat, disebut " Dharma Eva, Hato Hanti ". Kuat karena bersatu dan bersatu karena kuat.
Jadi motto " bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh " adalah sebuah kenyataan.
Dan semua aspek kerukunan, persatuan dan kegotong-royongan telah terwakili dengan adanya kegiatan sinoman tersebut.
Bagian minuman dan snack
Nyinom merupakan istilah yang digunakan untuk pemuda-pemudi (nom-noman/legan) didesa khususnya dijawa. Nyinom umumnya dilakukan dengan membantu si empunya rumah dalam mensukseskan “gawe/hajat” entah itu acara pernikahan, khitanan atau acara serupa lainnya. Yang dilakukan pada sinoman misalnya: sambatan tratak, mlathok kayu bakar, memasak nasi (adang), ater-ater, mencuci piring/gelas, menghidangkan makanan, menyambut tamu, mencari daun untuk bungkus makanan, memasang dekor, menata meja kursi,  mengelola parkir dan lain sebagainya.

Beberapa kegiatan sinoman yang umum dilakukan didusun Tepus desa Somorejo diantaranya :

Menjelang hari H para sinoman ini mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk hari H. Mulai dari menyiapkan kayu bakar untuk memasak, tratak (menyiapkan tempat tamu), mencari/meminjam meja kursi, piring, membuat panggung dan lain sebagainya.

Munjung/ater-ater, merupakan acara yang biasanya dilakukan H-1/H-2. Acara ini adalah mengirim makanan ( giling ) kepada para saudara, kerabat yang punya gawe/hajat dan juga kepada warga sekitar serta perangkat pemerintahan ditingkat dusun dan desa.
Di desa, tamu tidak harus dengan undangan. Tetangga dekat, biasanya datang dengan tanpa undangan. Justru menjadi tidak etis jika tetangga dekat diminta hadir dengan diberi undangan resmi.

Persiapan menjelang acara

Jangan kaget, jika pada hari H acara antara sinoman laki-laki dan perempuan, para perempuan lebih dulu datang. Mereka datang pada bagi buta dan langsung memasak, sementara biasanya laki-laki datang pada pagi harinya. Untuk siapa para wanita yang datang pagi buta ini memasak? Untuk para sinoman laki-laki.
Ketika pagi, para sinoman laki-laki datang pertama kali langsung dipersilakan sarapan dengan masakan yang dihasilkan para perempuan yang datang lebih dulu. Baru ketika sinoman laki-laki selesai sarapan, para perempuan ini makan.
Jangan heran, inilah wujud pengabdian para perempuan ini kepada laki-laki. Hal ini juga berlaku ketika makan siang dan sore. Para perempuan akan makan setelah sinoman laki-laki makan. Betapa mulianya para perempuan didesa.

Beberapa kegiatan selama hajatan ada beberapa macam.
Juru ladi/laden
Laden, merupakan kegiatan menyajikan makanan dan minuman kepada tamu. Biasanya menggunakan “baki” atau semacam nampan untuk membawa makanan dan minuman. Kemudian penerima tamu yang selalu siap diruang utama sigap menurunkan makanan dan minuman ini untuk tamu. Para peramu ladi ini dikomandoi oleh "pengobet" yaitu seseorang yang mengatur pembagian makanan dan minuman kepada seluruh orang yang ada ditempat hajatan tersebut tanpa terkecuali.

Among tamu, merupakan bagian yang menyiapkan tempat duduk sekaligus mempersilakan tamu untuk duduk. Among tamu harus pintar-pintar mengatur lokasi agar tidak sampai penuh. Among tamu biasanya koordinasi dengan bagian “prasmanan”. Bagian prasmanan mengatur alur antrian makan. Kerjasama dua bagian ini akan melancarkan proses makan para tamu dan juga menjaga agar ruang tamu yang digunakan transit tamu tidak penuh. Ketika tamu sudah duduk sementara waktu sambil minum, kemudian dipersilakan makan di ruang prasmanan lalu pulang. Demikian seterusnya silih-berganti
Juru asah-asah
Jayengan, merupakan bagian yang tugasnya membuat minum. Meski cuma membuat minum, tugas ini juga berat. Dia harus menjaga agar suplai air panas tidak tersendat, kemudian digunakan untuk membuat air teh/teh manis.

Adang, merupakan kegiatan memasak nasi. Ini juga berat, karena harus memastikan suplai nasi yang telah masak tidak tersendat untuk melayani tamu. Bayangkan jika tamunya datang bersamaan, dan bagian ini tidak sigap, pasti akan terjadi kekacauan. Adang biasanya dilakukan dengan dandang, soblok atau panci besar dan memasaknya menggunakan kayu bakar.
Bagian adang dan jayengan harus punya pandangan yang prediktif, harus tahu kapan waktu-waktu tamu datang dalam sehari.

Selain beberapa bagian di atas, ada bagian lainnya yang tak bisa dianggap sepele. Pengelola snack (gedhong njero) yang menyiapkan makanan kecil untuk tamu, pencatat tamu dan bawaan tamu, “uleh-uleh/angsrenan” yang harus sigap menyerahkan nasi dan lauk kepada tamu yang hendak pulang. Bagian uleh-uleh ini juga harus jeli agar “tenggok” yang dipakai tamu membawa barang sumbangan tidak tertukar. Ada lagi bagian perparkiran, asah-asah (mencuci piring), dan lainnya.
Apa yang dilakukan oleh keluarga ketika acara ini? Mereka duduk saja menunggu tamu. Tabu jika ada anggota keluarga ikut membantu teknis acara.

Kesemua bagian ini dipimpin oleh ketua sinoman. Ketua sinoman terdiri dari ketua sinoman laki-laki dan perempuan. Ada pula yang menentukan wakil keluarga yang punya gawe pada struktur kepanitiaan. Wakil keluarga ini berguna sebagai rujukan jika ada permasalahan yang membutuhkan si empunya gawe untuk menyelesaikan.

Wednesday, August 12, 2015

Batu Akik Dusun Tepus


Satu lagi guys... Kerajinan cinderamata dari Dusun Tepus

Sejak demam batu akik melanda hampir seluruh wilayah Indonesia khususnya didusun Tepus desa Somorejo kecamatan Bagelen yang juga memiliki beraneka ragam jenis batu-batuan akik, tak ayal lagi, pengrajin batu akik pun mulai bermunculan dengan berbagai ciri khas dan keahliannya masing-masing.
Foto pak Bisri sedang memotong bahan batu akik
Salah satunya, sebut saja pak Bisri Mustofa, pengrajin batu akik yang berlokasi didusun Tepus Somorejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tepatnya di Rt 03/05  dan hanya satu-satunya pengrajin batu akik disini, setiap harinya selalu bergelut dengan mesin gerinda untuk melayani permintaan para pelanggan, baik kelas pemula hingga para kolektor batu akik yang ingin memoles bongkahan batu agar terlihat cantik saat digunakan disalah satu jarinya.

Sebelum menjadi pengrajin batu akik, pak Bisri, adalah penderes nira. Seiring ramainya peminat batu akik, usaha pemolesan batu akik dikelola bersama anaknya yaitu Faza dan Aji.

Guna kemudahan dan kenyamanan para pecinta akik, usaha mengasah batu akik pak Bisri yang dibantu oleh anak-anaknya itu juga menyediakan pelbagai jenis ring (emban) cincin batu akik dengan ukuran dan harga beragam. Terlihat, setelah masuk ke dalam rumahnya yang sekaligus menjadi gerainya akan tampak berjajar ratusan ring cincin untuk batu akik yang terpampang dalam etalase dengan harga mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu tergantung dari setiap bahan ring cincin itu sendiri. Ditanya soal harga dari jasanya membentuk dan memoles batu, pak Bisri , mengaku semua tergantung dari tingkat kesulitan dan kekerasan bahan akik. “Ya rata-rata Rp 30.000 dengan polesnya, tapi juga tergantung jenis batunya karena ada beberapa batu yang pembuatan dan molesnya harus dengan cara khusus agar tidak hancur,” terangnya, sambil memoles batu pesanan pelanggannya.

Selain mengasah dan memoles batu, pak Bisri juga menjual beberapa bongkahan jenis batu akik di antaranya jenis Calsedon, Giok, Black Jade, Teratai, Batu Lumut, bacan lokal dan lain-lain untuk para peminat batu akik yang datang. Bahkan beberapa batu akik yang sudah dibuat oleh pak Bisri telah diikutkan kontes oleh para pelanggannya dibeberapa daerah seperti Semarang, Wonosobo, Yogyakarta dan Purworejo sendiri.

Thursday, August 6, 2015

Kerajinan Mebel Kayu Sonokeling Dari Dusun Tepus


Meja rias buatan pengrajin dari dusun Tepus
Salam Blogger – Sobat kali ini mau sedikit berbagi mengenai potensi dusun tercinta Tepus somorejo.

Kebanyakan orang luar daerah pasti bakal mengatakan Tepus identik dengan gula merah, gula semut, daerah nggunung, banyak pohon kelapa, daerah dingin dll, Sebetulnya Tepus Somorejo itu mempunyai banyak potensi lho !!!
Ya, mungkin banyak yang belum terpublikasikan secara luas saja. Mulai tempat wisata, kuliner, kerajinan, sumberdaya alam dan kebudayaan semuanya ada.
Lemari baju buatan pengrajin dari Tepus
Nah pada kesempatan kali ini kita ingin berbagi sekaligus mereview salah satu kerajinan Tepus Somorejo. Ya, Kerajinan Mebel kayu Sonokeling dan berbagai macam kayu lainnya.

Terdapat sebuah kerajinan mebel rumahan yang berkualitas bagus Mulai dari lemari, tolet, kitchen set, buffet, meja, kursi atau tempat tidur dll. Berbagai macam tipe baik model classic atau model terbaru bisa dipesan ke pengrajinnya. Keberadaan beberapa pengrajin tersebar di 4 Rt didusun Tepus yang mulai eksis dan produknya sudah banyak peminatnya. Kebetulan pengrajin yang kita kunjungi bernama pak Wahid beliau sudah banyak pelanggan dan hasil karyanya banyak diminati oleh konsumen. Harganya juga bervariasi mulai dari Rp 3 juta bahkan sampai puluhan juta.
Meja kursi produk pengrajin dari dusun Tepus
Tentu saja, sebagai masyarakat dusun Tepus Somorejo sangat mengapresiasi, ini merupakan potensi sangat besar untuk terus dikembangkan dan harus didorong terus pertumbuhannya agar dari waktu ke waktu mampu memberikan kontribusi yang makin signifikan terhadap perekonomian warga Tepus Somorejo dan sekitarnya.

Harapannya bukan hanya kerajinan ini saja tapi juga semua potensi yang ada bisa terus berkembang dan maju, sehingga bisa tercapai cita-cita " Tepus Sebagai Pedukuhan Makmur, Adil Dan Sejahtera ", Aamiin.