Welcome To Tepus Somorejo Bagelen

Wednesday, July 15, 2015

Prepegan



Prepegan adalah hari pasaran terakhir sebelum jatuhnya hari Raya Idul Fitri.


"Prepegan" berasal dari kata "mrepeg". Mrepeg dalam bahasa Jawa merupakan kata sifat yang menyatakan suatu keadaan. Mrepeg bisa diartikan mendesak, kritis, juga tergesa. Mungkin dikarenakan menjelang lebaran, pikiran masing-masing orang yang datang ke pasar dipenuhi dengan angan dan rencana-rencana untuk mendapatkan barang kebutuhan yang diinginkannya guna menyambut hari kemenangan.


Dalam kondisi demikian, dalam diri orang tersebut semacam ada dorongan beban yang ingin segera dituntaskannya. Itulah kondisi sumpeg bin mrepeg yang harus segera dituntaskan. Di sisi lain, secara harfiah, pada Hari Prepegan manusia memang berjubel memenuhi pasar. Suasana pasar bertambah ramai, padat dan mungkin juga sumpeg berdesak-desakan.


Hari pasaran biasa untuk pasar Krendetan dan pasar Pripih (pasarnya warga Tepus dan sekitarnya) adalah hari Rabu dan Sabtu. Pada saat hari pasaran terakhir sebelum jatuhnya hari Raya Idul Fitri, aktifitas jual beli di pasar Krendetan atau pasar Pripih akan meningkat 180 drajat dari hari pasaran biasa. Pada hari tersebut, boleh dikata masyarakat sekitar akan “tumplek-blek” dipasar untuk membeli kebutuhan hari raya Idul Fitri. Mereka berduyun-duyun datang ke pasar untuk berbelanja kebutuhan pokok yang akan digunakan untuk menyambut datangnya hari kemenangan. Semua kebutuhan pokok tersedia disana dan banyak juga pedagang-pedagang musiman yang datang berjualan disini. Dan hebatnya….dihari “Prepegan” ini ramainya pasar ini bisa sampai diatas jam 14.00 WIB padahal kalau dihari pasaran biasa tidak lebih dari jam 10.00 WIB.


Pada saat “prepegan” ini, kios yang paling rame umumnya kios sandangan, kios aksesoris, kios kue-kue lebaran, pedagang ayam potong, daging, ikan, sayur-mayur-lah yang paling banyak dikunjungi pembeli. Yang menjadi daya tarik tersendiri adalah pedagang kembang, sepanjang jalan depan pasar biasanya banyak ditemui pedagang kembang yang sudah dipincuk (dikemas dengan daun pisang) dengan isinya aneka rupa kembang. Kembang ini untuk kebutuhan nyekar ke kuburan yang biasanya di daerah Tepus Somorejo dan sekitarnya umum dilakukan sebelum Riyaya (sholat ied). Banyak orang yang dalam keseharian bukan pedagang pada masa "Prepegan" ini bisa ikut berjualan kembang di pasar.

Jika dikalkulasi, dalam satu hari “prepegan” ini tak kurang dari ratusan juta rupiah perputaran uang-nya. Karena dari mulai kuli panggul, tukang becak, tukang angkot, tukang parkir dan juga pedagang berusaha ikut menikmati perputaran uang yang nilainya ratusan juta ini.

No comments:

Post a Comment