Gaeesss... Gaeesss... Jumpa Lagi
Tahu pohon kelor gaesss, yups... Kelor itu sepengetahuan penulis, dari dulu sampai sekarang masih identik dengan mitos horor, angker, jimat, keramat, pokoke sebangsa yang berbau mistis.
Sesungguhnya tanaman yang bernama latin Moringa Oleifera tergolong tanaman tahunan yang tumbuh liar dan gampang tumbuhnya. Tumbuhan ini berasal dari pegunungan Himalaya dan India lalu menyebar ke Benua Afrika dan Asia Barat. Tanaman kelor sanggup tumbuh dikondisi apapun, dikawasan tropis, suhu lembab, kering kerontang pun bisa tumbuh.
Sebenarnya kelor tidak bisa dipandang sebelah mata terlepas dari segi mitosnya, kelor memiliki nilai gizi yang tinggi. Daun kelor memiliki kadar vitamin A dan C yang cukup tinggi.
Daun kelor juga mengandung kalsium (Ca) dan zat besi (Fe) juga sumber fosfor yang baik. Biji kelor yang sudah tua dan kering yang orang jawa menyebutnya (klenthang) menyimpan minyak nabati 35-40%. Daun dan biji mudanya bisa langsung disayur, biji yang sudah tua bisa dijadikan bahan obat dan kosmetika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar anak-anak dan bayi mengkonsumsi daun kelor, karena berkhasiat dapat mencegah dan meningkatkan kekebalan tubuh anak dari gizi buruk.
Tanaman kelor juga bermanfaat bagi kesehatan, terbukti bisa mengobati berbagai macam penyakit yang ringan maupun yang berat. Oleh sebab itu dunia medis menyebut tanaman kelor sebagai tanaman ajaib.
Di Indonesia tanaman kelor sudah sejak lama dikembangkan menjadi produk ekspor, sentra tanaman kelor berada dipulau Timor (NTT). Hasil penelitian dari berbagai pihak menyatakan kwalitas kelor dari pulau Timor terbaik nomor 2 di Dunia setelah Spanyol.
wawww...amazing...
Nilai ekonomi daun kelor sangat menggiurkan, bahkan sudah merambah pasar digital dengan banderol harga yang fantastis mencapai ratusan ribu per kilogramnya.
Oke gaesss,,, masih mau menganggap kelor itu horor?, salah besar brow... Sekarang kelor itu membawa honor.
Tahu pohon kelor gaesss, yups... Kelor itu sepengetahuan penulis, dari dulu sampai sekarang masih identik dengan mitos horor, angker, jimat, keramat, pokoke sebangsa yang berbau mistis.
Sebenarnya kelor tidak bisa dipandang sebelah mata terlepas dari segi mitosnya, kelor memiliki nilai gizi yang tinggi. Daun kelor memiliki kadar vitamin A dan C yang cukup tinggi.
Daun kelor juga mengandung kalsium (Ca) dan zat besi (Fe) juga sumber fosfor yang baik. Biji kelor yang sudah tua dan kering yang orang jawa menyebutnya (klenthang) menyimpan minyak nabati 35-40%. Daun dan biji mudanya bisa langsung disayur, biji yang sudah tua bisa dijadikan bahan obat dan kosmetika.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar anak-anak dan bayi mengkonsumsi daun kelor, karena berkhasiat dapat mencegah dan meningkatkan kekebalan tubuh anak dari gizi buruk.
Tanaman kelor juga bermanfaat bagi kesehatan, terbukti bisa mengobati berbagai macam penyakit yang ringan maupun yang berat. Oleh sebab itu dunia medis menyebut tanaman kelor sebagai tanaman ajaib.
Di Indonesia tanaman kelor sudah sejak lama dikembangkan menjadi produk ekspor, sentra tanaman kelor berada dipulau Timor (NTT). Hasil penelitian dari berbagai pihak menyatakan kwalitas kelor dari pulau Timor terbaik nomor 2 di Dunia setelah Spanyol.
wawww...amazing...
Nilai ekonomi daun kelor sangat menggiurkan, bahkan sudah merambah pasar digital dengan banderol harga yang fantastis mencapai ratusan ribu per kilogramnya.
Oke gaesss,,, masih mau menganggap kelor itu horor?, salah besar brow... Sekarang kelor itu membawa honor.
No comments:
Post a Comment