Penjaga buku tamu |
Wujud dari kegiatan sinoman ini adalah bentuk kegotong-royongan sosial. Tujuanya untuk membina dan meningkatkan kerukunan. Semboyannya adalah "Rukun Anggawe Santosa" yang berarti rukun untuk menumbuhkan kesentosaan. Kita bisa kuat kalau kita rukun sebaliknya, bangsa yang jiwanya kuat dapat membangun kerukunan. Dalam bahasa jawa atau sansekerta, kuat karena rukun dan rukun karena kuat, disebut " Dharma Eva, Hato Hanti ". Kuat karena bersatu dan bersatu karena kuat.
Jadi motto " bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh " adalah sebuah kenyataan.
Dan semua aspek kerukunan, persatuan dan kegotong-royongan telah terwakili dengan adanya kegiatan sinoman tersebut.
Nyinom merupakan istilah yang digunakan untuk pemuda-pemudi (nom-noman/legan) didesa khususnya dijawa. Nyinom umumnya dilakukan dengan membantu si empunya rumah dalam mensukseskan “gawe/hajat” entah itu acara pernikahan, khitanan atau acara serupa lainnya. Yang dilakukan pada sinoman misalnya: sambatan tratak, mlathok kayu bakar, memasak nasi (adang), ater-ater, mencuci piring/gelas, menghidangkan makanan, menyambut tamu, mencari daun untuk bungkus makanan, memasang dekor, menata meja kursi, mengelola parkir dan lain sebagainya.
Beberapa kegiatan sinoman yang umum dilakukan didusun Tepus desa Somorejo diantaranya :
Menjelang hari H para sinoman ini mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk hari H. Mulai dari menyiapkan kayu bakar untuk memasak, tratak (menyiapkan tempat tamu), mencari/meminjam meja kursi, piring, membuat panggung dan lain sebagainya.
Munjung/ater-ater, merupakan acara yang biasanya dilakukan H-1/H-2. Acara ini adalah mengirim makanan ( giling ) kepada para saudara, kerabat yang punya gawe/hajat dan juga kepada warga sekitar serta perangkat pemerintahan ditingkat dusun dan desa.
Di desa, tamu tidak harus dengan undangan. Tetangga dekat, biasanya datang dengan tanpa undangan. Justru menjadi tidak etis jika tetangga dekat diminta hadir dengan diberi undangan resmi.
Persiapan menjelang acara
Jangan kaget, jika pada hari H acara antara sinoman laki-laki dan perempuan, para perempuan lebih dulu datang. Mereka datang pada bagi buta dan langsung memasak, sementara biasanya laki-laki datang pada pagi harinya. Untuk siapa para wanita yang datang pagi buta ini memasak? Untuk para sinoman laki-laki.
Ketika pagi, para sinoman laki-laki datang pertama kali langsung dipersilakan sarapan dengan masakan yang dihasilkan para perempuan yang datang lebih dulu. Baru ketika sinoman laki-laki selesai sarapan, para perempuan ini makan.
Jangan heran, inilah wujud pengabdian para perempuan ini kepada laki-laki. Hal ini juga berlaku ketika makan siang dan sore. Para perempuan akan makan setelah sinoman laki-laki makan. Betapa mulianya para perempuan didesa.
Beberapa kegiatan selama hajatan ada beberapa macam.
Laden, merupakan kegiatan menyajikan makanan dan minuman kepada tamu. Biasanya menggunakan “baki” atau semacam nampan untuk membawa makanan dan minuman. Kemudian penerima tamu yang selalu siap diruang utama sigap menurunkan makanan dan minuman ini untuk tamu. Para peramu ladi ini dikomandoi oleh "pengobet" yaitu seseorang yang mengatur pembagian makanan dan minuman kepada seluruh orang yang ada ditempat hajatan tersebut tanpa terkecuali.
Among tamu, merupakan bagian yang menyiapkan tempat duduk sekaligus mempersilakan tamu untuk duduk. Among tamu harus pintar-pintar mengatur lokasi agar tidak sampai penuh. Among tamu biasanya koordinasi dengan bagian “prasmanan”. Bagian prasmanan mengatur alur antrian makan. Kerjasama dua bagian ini akan melancarkan proses makan para tamu dan juga menjaga agar ruang tamu yang digunakan transit tamu tidak penuh. Ketika tamu sudah duduk sementara waktu sambil minum, kemudian dipersilakan makan di ruang prasmanan lalu pulang. Demikian seterusnya silih-berganti
Jayengan, merupakan bagian yang tugasnya membuat minum. Meski cuma membuat minum, tugas ini juga berat. Dia harus menjaga agar suplai air panas tidak tersendat, kemudian digunakan untuk membuat air teh/teh manis.
Adang, merupakan kegiatan memasak nasi. Ini juga berat, karena harus memastikan suplai nasi yang telah masak tidak tersendat untuk melayani tamu. Bayangkan jika tamunya datang bersamaan, dan bagian ini tidak sigap, pasti akan terjadi kekacauan. Adang biasanya dilakukan dengan dandang, soblok atau panci besar dan memasaknya menggunakan kayu bakar.
Bagian adang dan jayengan harus punya pandangan yang prediktif, harus tahu kapan waktu-waktu tamu datang dalam sehari.
Selain beberapa bagian di atas, ada bagian lainnya yang tak bisa dianggap sepele. Pengelola snack (gedhong njero) yang menyiapkan makanan kecil untuk tamu, pencatat tamu dan bawaan tamu, “uleh-uleh/angsrenan” yang harus sigap menyerahkan nasi dan lauk kepada tamu yang hendak pulang. Bagian uleh-uleh ini juga harus jeli agar “tenggok” yang dipakai tamu membawa barang sumbangan tidak tertukar. Ada lagi bagian perparkiran, asah-asah (mencuci piring), dan lainnya.
Apa yang dilakukan oleh keluarga ketika acara ini? Mereka duduk saja menunggu tamu. Tabu jika ada anggota keluarga ikut membantu teknis acara.
Kesemua bagian ini dipimpin oleh ketua sinoman. Ketua sinoman terdiri dari ketua sinoman laki-laki dan perempuan. Ada pula yang menentukan wakil keluarga yang punya gawe pada struktur kepanitiaan. Wakil keluarga ini berguna sebagai rujukan jika ada permasalahan yang membutuhkan si empunya gawe untuk menyelesaikan.
Jadi inget jaman dulu waktu masih muda, suka nyinom bagian ater-ater nasi.
ReplyDelete