Hay...Hay Bro...Hay...Mas Bro...
Di era tahun 90 an sehabis sekolah di SDN Tepus, Sesama teman-teman biasanya pulang melalui aliran sungai yang ada didusun Tepus untuk mencari batu pilihan. Batu yang bentuknya pipih seperti batu-bata dan berpori-pori halus. Watu Item atau batu hitam biasa kami menyebutnya. Batu jenis ini mempunyai kekerasan yang lebih baik dan permukaannya licin sehingga enak membawanya. Batu ini merupakan syarat mutlak untuk bisa ikut permainan Gamparan yang biasa dimainkan pada sore hari menjelang maghrib atau siang hari ketika jam istirahat sekolah.
Dasar dari dolanan Gamparan ini yaitu mengadu batu dengan batu. Batu lawan diletakkan berdiri dalam jarak sekitar 5 meter, terus kita hantam dengan batu milik kita. Batu kita letakkan di atas kaki, kemudian ambil ancang-ancang sambil ayunkan batu yang ada di kaki lalu dihantamkan pada batu yang dipasang oleh pihak lawan. Bila batu yang terhantam patah maka dia harus keluar dari permainan. Jika batu yang milik kita untuk menghantam juga pecah maka juga dianggap sudah kalah dan harus keluar dari arena. Hanya batu yang tetap utuh dan tidak terbelah saja yang boleh bertahan dalam permainan ini.
Pada akhirnya hanya ada dua batu yang difinalkan. Batu yang tidak patah yang akan jadi pemenang. Kalau dua-duanya patah maka tidak ada pemenang dalam permainan ini. Intinya hanya batu yang keras dan kuat dari hantaman yang akan jadi pemenang.
Orang hidup itu memang harus mempunyai keteguhan sekeras batu dalam permainan gamparan tadi. Hanya yang punya keinginan dan niat yang kuat saja yang akan dapat survive dalam menghadapi kehidupan ini. Dan benturan-demi benturan suka atau tidak suka pasti akan kita temui. Hanya yang sekeras batu hitamlah yang tidak akan terhanyut oleh aliran air kehidupan. Dan, tentunya tidak mudah tergerus oleh gesekan-gesekan yang menimpanya.
Itulah barangkali, ( eh barang kali itu ya batu ) hikmah yang dapat diambil dari dolanan waktu kecil yang sekarang sudah ditinggalkan dan tergantikan oleh permainan modern.
Oke gaesss... jangan lupakan mainan jadul ya...karena mainan jadul itu lebih asyik dan mendidik.
Di era tahun 90 an sehabis sekolah di SDN Tepus, Sesama teman-teman biasanya pulang melalui aliran sungai yang ada didusun Tepus untuk mencari batu pilihan. Batu yang bentuknya pipih seperti batu-bata dan berpori-pori halus. Watu Item atau batu hitam biasa kami menyebutnya. Batu jenis ini mempunyai kekerasan yang lebih baik dan permukaannya licin sehingga enak membawanya. Batu ini merupakan syarat mutlak untuk bisa ikut permainan Gamparan yang biasa dimainkan pada sore hari menjelang maghrib atau siang hari ketika jam istirahat sekolah.
Dasar dari dolanan Gamparan ini yaitu mengadu batu dengan batu. Batu lawan diletakkan berdiri dalam jarak sekitar 5 meter, terus kita hantam dengan batu milik kita. Batu kita letakkan di atas kaki, kemudian ambil ancang-ancang sambil ayunkan batu yang ada di kaki lalu dihantamkan pada batu yang dipasang oleh pihak lawan. Bila batu yang terhantam patah maka dia harus keluar dari permainan. Jika batu yang milik kita untuk menghantam juga pecah maka juga dianggap sudah kalah dan harus keluar dari arena. Hanya batu yang tetap utuh dan tidak terbelah saja yang boleh bertahan dalam permainan ini.
Pada akhirnya hanya ada dua batu yang difinalkan. Batu yang tidak patah yang akan jadi pemenang. Kalau dua-duanya patah maka tidak ada pemenang dalam permainan ini. Intinya hanya batu yang keras dan kuat dari hantaman yang akan jadi pemenang.
Orang hidup itu memang harus mempunyai keteguhan sekeras batu dalam permainan gamparan tadi. Hanya yang punya keinginan dan niat yang kuat saja yang akan dapat survive dalam menghadapi kehidupan ini. Dan benturan-demi benturan suka atau tidak suka pasti akan kita temui. Hanya yang sekeras batu hitamlah yang tidak akan terhanyut oleh aliran air kehidupan. Dan, tentunya tidak mudah tergerus oleh gesekan-gesekan yang menimpanya.
Itulah barangkali, ( eh barang kali itu ya batu ) hikmah yang dapat diambil dari dolanan waktu kecil yang sekarang sudah ditinggalkan dan tergantikan oleh permainan modern.
Oke gaesss... jangan lupakan mainan jadul ya...karena mainan jadul itu lebih asyik dan mendidik.